Kasus Covid-19 Meningkat, Banyak Tokoh Muhammadiyah Wafat
Oleh: Affan Safani Adham *)
Seiring dengan meningkatnya kasus Covid-19 secara signifikan, akhir-akhir ini kita kerap dirundung berita duka. Cemas sekaligus sedih. Cemas karena wabah ini makin ganas, menyebar lebih luas dan cepat. Sedih karena pandemi ini mulai merenggut tokoh Muhammadiyah di tingkat daerah maupun pusat. Sampai saat ini Muhammadiyah telah kehilangan tokoh terbaiknya selama pandemi Covid-19.
Tokoh Muhammadiyah yang meninggal karena Covid-19 adalah sahabat, teman seperjuangan, pejuang Islam yang sangat gigih memperjuangkan nilai-nilai Islam demi tegaknya ‘izzul Islam wal muslimin’. Seluruh hidup mereka didedikasikan untuk Islam dan kebaikan umat. Selain itu keluarga besar Muhammadiyah juga merasa kehilangan figur panutan yang benar-benar memiliki kekuatan integritas serta sosok mengayomi.
Rasanya belum usai kesedihan kita karena kehilangan salah satu tokoh terbaik Muhammadiyah, kini ada kabar duka lagi yang juga meninggal dunia karena Covid-19. Kabar lelayu itu datang lagi menyentakkan keluarga besar Muhammadiyah. Bisa dikatakan mereka sangat dekat dengan warga Muhammadiyah untuk selalu memberikan nasihat-nasihatnya. Untuk berdiskusi dan meminta pandangan tentang berbagai hal. Dan fokusnya selalu mengenai umat dan bangsa ini.
Rasanya sulit membayangkan hari ini mereka telah tiada. Nasihat-nasihatnya selalu penting buat warga Muhammadiyah. Ilmu dan pengalamannya begitu berharga, memberi inspirasi untuk kader.
Entah sampai kapan wabah ini akan berlangsung. Entah berapa kabar sedih lagi akan kita terima. Yang jelas, kita harus berjuang melawan pandemi Covid-19 ini bersama-sama. Tak boleh abai, tak boleh longgar. Kita bantu pemerintah agar bisa menangani pandemi secara lebih baik lagi dengan memperbanyak tes, melakukan tracking dan tracing, menerapkan kebijakan pengetatan protokol kesehatan, menjalankan PPKM hingga merealisasikan vaksinasi secara masif dan sistematis.
Tugas masyarakat adalah mengikuti anjuran-anjuran yang ada sambil terus mengetatkan protokol kesehatan untuk menjaga diri dan keluarga. Memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan. Mulai hari ini kita tak boleh menyepelekan lagi, apalagi melanggar. Sudah terlalu banyak korban yang jatuh, bisa jadi kelak adalah teman atau keluarga dekat kita sendiri.
Kabar duka keluarga besar Muhammadiyah yang setiap hari kita baca, lihat atau dengar beritanya, semoga menjadikan pengingat agar lebih waspada dan mawas diri. Pandemi Covid-19 ini sesuatu yang luar biasa, tak bisa dianggap sepele.
Fasilitas kesehatan di Daerah Istimewa Yogyakarta kewalahan menampung pasien Covid-19. Jumlah pasien terus melonjak. Tak sedikit pasien harus mengantre berhari-hari untuk memperoleh ruang perawatan. Sebagian dari mereka tak tertolong karena terlalu lama menunggu.
Perasaan Siswanto kacau dalam beberapa pekan terakhir. Dokter spesialis paru ini menjadi penanggung jawab layanan Covid-19 di Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada di Kabupaten Sleman. Siswanto melihat pasien-pasien Covid-19 meninggal lantaran tak mendapatkan pertolongan medis yang memadai.
RS PKU Muhammadiyah Bantul memiliki 35 tempat tidur untuk pasien Covid-19. Nurcholid Umam Kurniawan, Direktur Pelayanan Medik, mengatakan, lonjakan pasien membuat tempat tidur selalu penuh dan membuat sebagian pasien terpaksa menunggu di IGD.
Dokter spesialis anak itu menambahkan, kondisi pasien yang kritis membuat kewalahan karena RS PKU Muhammadiyah Bantul hanya memiliki dua ventilator dan 11 alat bantu pernapasan yang bisa difungsikan. Akhirnya, tak semua pasien yang keadaannya gawat bisa mendapatkan alat bantu pernapasan.
Kita hanya bisa berdoa semoga kita semua dan keluarga dilindungi dan dijauhkan dari virus Corona ini. Semoga yang sakit segera disembuhkan dan dipulihkan, yang berduka diberi ketabahan dan mendapatkan kebahagiaan lain sebagai gantinya. Semoga kita segera bisa melewati masa pandemi Covid-19 yang berat ini. (*)
*) Tim Redaksi mediamu.com
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow