Irwan Akib: Identitas Pembaharuan dan Tajdid Adalah Kunci Konsistensi Muhammadiyah
BULUKUMBA – Irwan Akib, Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, menyatakan bahwa kunci keberhasilan Muhammadiyah selama 111 tahun adalah mempertahankan identitas sebagai agen pembaharuan atau tajdid.
Pernyataan tersebut diungkapkan pada Kamis (30/11) dalam acara Wisuda ke-4 Universitas Muhammadiyah Bulukumba yang disiarkan melalui kanal Televisi Muhammadiyah.
Irwan Akib menyoroti pembaharuan yang dilakukan oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan, khususnya dalam bidang pendidikan. Ia menekankan bahwa pada masanya, model pendidikan integratif yang menggabungkan pendidikan agama dan umum adalah sesuatu yang tidak lazim.
“Ini adalah salah satu model pembaharuan yang diterapkan oleh Kiai Dahlan, dan pembaharuan itu terus dilakukan. Bahkan universitas sudah diwacanakan (oleh Muhammadiyah) sejak tahun 1920,” ungkap Irwan Akib.
Sejak diwacanakan pada tahun 1920, jumlah Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah (PTMA) kini mencapai 172, tersebar mulai dari Aceh sampai Papua, termasuk yang berdiri di Malaysia.
Irwan menambahkan bahwa Muhammadiyah memiliki 5345 sekolah atau madrasah, dan lebih dari 20.000 Taman Kanak-kanak ‘Aisyiyah Bustanul Athfal (TK ABA) yang dikelola oleh ‘Aisyiyah.
“Khusus untuk pendidikan dasar-menengah, kita juga sudah memiliki sekolah di Australia–Muhammadiyah Australian College. Meskipun baru berdiri tiga tahun, siswanya sudah berhasil berpartisipasi dalam lomba sains, dan yang menariknya lagi, pemerintah Australia memberikan beasiswa kepada siswa-siswa kita di sana,” ungkap Irwan.
Irwan menyebut bahwa sekolah Muhammadiyah di Australia terbuka untuk umum tanpa memandang suku, ras, golongan, atau kewarganegaraan karena mengikuti standar kurikulum Australia.
Selain itu, Muhammadiyah menerima tawaran dari Jepang untuk membuka sekolah di Negeri Sakura. Irwan menegaskan bahwa pencapaian-pencapaian tersebut menunjukkan bahwa pembaharuan yang dijalankan oleh Muhammadiyah mendapat respons positif.
“Tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri, bukan hanya untuk orang-orang beragama Islam, melainkan untuk semua. Oleh karena itu, pendidikan di Muhammadiyah bersifat inklusif, terbuka untuk semua,” ungkap Irwan Akib.
Dalam pesannya, Irwan mengajak para pelaku dan civitas akademika di lembaga-lembaga pendidikan Muhammadiyah untuk tetap kreatif dan aktif melakukan pembaharuan.
Wartawan: Fatan Asshidqi
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow