Inilah Daerah Terancam Kekeringan, Muhammadiyah Imbau Masyarakat Siap Siaga

Inilah Daerah Terancam Kekeringan, Muhammadiyah Imbau Masyarakat Siap Siaga

Smallest Font
Largest Font

YOGYA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi DIY mengeluarkan peringatan dini kekeringan di provinsi ini. Untuk kekeringan dalam status WASPADA dengan hari tanpa hujan lebih dari 21 hari, dan prakiraan curah hujan rendah <20 mm/dasarian.

Peringatan itu dikeluarkan Senin (13 Muharram 1445 bertepatan 31 Juli 2023). “Berdasarkan hasil pemantauan curah hujan hingga 31 Juli 2023, terjadi potensi kekeringan meteorologis,” jelas Kepala Stasiun Klimatologi DIY, Reni Kraningtyas, S.P., M.Si.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Peringatan dini kekeringan meteorologis adalah berkurangnya curah hujan dari keadaan normalnya, dalam jangka waktu yang panjang dengan kurun waktu bulanan, dua bulanan, dan seterusnya.

Beberapa wilayah yang disebut sebagai berstatus WASPADA adalah:

  • Kabupaten Bantul                  : Bambanglipuro, Banguntapan, Bantul, Dlingo, Imogiri, Kasihan, Kretek, Pandak, Piyungan, Pundong, Sedayu, Sewon.
  • Kabupaten Kulon Progo         : Galur, Kalibawang, Kokap, Lendah, Wates.
  • Kabupaten Sleman                 : Berbah, Cangkringan, Depok, Gamping, Kalasan, Minggir, Ngemplak, Prambanan, Sleman.
  • Kabupaten Gunungkidul       : Girisubo, Karangmojo, Ngawen, Nglipar, Patuk, Playen, Ponjong, Rongkop, Semin, Tepus, Wonosari.

Masyarakat serta pemerintah daerah setempat diimbau mengantisipasi dampak kekeringan meteorologis ini pada:

  • Sektor pertanian dengan sistem tadah hujan.
  • Pengurangan ketersediaan air tanah (kelangkaan air bersih).
  • Peningkatan potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan.

Merespon hal tersebut, Ketua Lembaga Resiliensi Bencana (LRB)/MDMC PWM DIY, Indrayanto, mengatakan bahwa peringatan dini kekeringan yang dikeluarkan BMKG tersebut merupakan informasi untuk meningkatkan kesiapsiagaan.

Bagi warga Muhammadiyah hendaknya berhemat air dengan menabung air hujan dan bagi yang menyelenggarakan kegiatan pertanian mempersiapkan sistem tadah hujan.

“Cuaca ekstrim tidak hanya hujan lebat dengan angin kencang, namun fenomena kekeringan juga membuat dampak yang bisa mengganggu hidup dan penghidupan,” jelasnya. (*)


Berita ini diterima mediamu.com dari LRB/MDMC PWM DIY

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow