IMM Djazman Al-Kindi dan IMM DIY Gelar Seminar dan Launching Buku Pemikiran Haedar Nashir
YOGYA – Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM) Djazman Al-Kindi bekerja sama dengan Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (DPD IMM DIY) menggelar Seminar Kebangsaan dan Lauching Buku bertempat di Gedung Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) DIY pada Selasa (5/12).
Buku yang dilaunching adalah karya Ketua Umum DPD IMM DIY, Muh. Akmal Ahsan yang berjudul “Moderasi Keindonesiaan dalam Pendidikan Islam Tela’ah Kritis Pemikiran Haedar Nashir”. Karya tersebut disarikan dari tesis magister Akmal dalam bidang Pendidikan Islam.
Haidar Albana, Ketua Umum PC IMM Djazman Al-Kindi, sekaligus koordinator acara menyampaikan bahwa karya ini bisa menjadi inspirasi bagi semua orang, terutama kader IMM, dalam membangun peradaban.
“Bahwasanya Mas Akmal memberikan inspirasi kepada seluruh kader IMM DIY bahwa Intelektualitas perlu dikaryakan karena hal itu merupakan instrument membangun peradaban. Dan semangat membangun peradaban adalah sunah rasul dimiliki oleh Muhammadiyah” Kata Haidar.
Afnan Hadikusumo, Anggota DPD RI Yogyakarta yang juga turut hadir dan memberikan sambutan, menyambut baik kegiatan-kegiatan pengembangan literasi. Menurut Afnan kegiatan ini juga senafas dengan agenda-agenda DPD RI yang terus berupaya nenjalankan cita-cita kemerdekaan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Akmal, penulis buku, mengungkapkan bahwa karya ini adalah upaya yang dilakukannya dalam menelaah secara mendalam dan mengaji secara komperhensif terkait gagasan moderasi ke-Indonesia-an Haedar Nashir. Akmal juga menekankan bahwa dorongan besar dalam menulis buku ini bukan karena kekaguman subyektif dan sosok pak Haedar melainkan untuk menguji kemungkinan dan potensi penerapan gagasan moderasi keindonesaan Haedar Nashir.
“Buku ini merupakan upaya intelektual saya untuk menobjektifikasi kekayaan pemikiran, konsistensi sikap yang dimiliki Prof. Haedar Nashir serta memperluas radius pemikiran beliau. Saya ingin, agar pemikiran Prof. Haedar Nashir dapat kita proyeksikan menjadi agenda praksis di seluruh kehidupan”. Pungkasnya.
Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dalam sambutannya menilai bahwa moderasi dalam Pendidikan Islam yang harus menjadi titik tumpu yang teguh adalah Pancasila agar tidak terjadi Tarik menarik antara ekstrim kiri maupun ekstrim kanan. Hal ini dikarenakan Pancasila merupakan buah pemikiran yang moderat.
“Ketika saya mendalami betul pemikiran para tokoh-tokoh Indonesia saya sampai pada kesimpulan bahwa konstitusi kita dan Pancasila merupakan buah dari pemikiran yang moderat. Karena perdebatan dalam BPUPKI sarat akan pemikiran yang beragam, sehingga hal ini merupakan kompromi moderat yang dalam Muhammadiyah menjadi Fiqih Siyasah yaitu negara Pancasila sebagai darul ahdi wa syahadah”.
Haedar juga berterima kasih kepada Akmal karena telah menuliskan pemikirannya, walaupun menurut Prof. Haedar banyak jurnalis dan mahasiswa yang ingin menulis biografi dan pemikirannya tetapi tidak diizinkan. Meski begitu, karena ini untuk kepentingan akademik, Haedar membolehkan Akmal menulis pemikirannya terutama lewat tulisan-tulisannya.
Melalui buku ini, Haedar berpesan agar tidak malas belajar terkait pemikiran-pemikiran tokoh. Karena perjalanan bangsa ini masih sangat panjang dan kita semua harus tetap banyak-banyak belajar.
Setelah Pemnyampaian oleh Prof. Haedar, Acara kemudian dilanjutkan dengan bedah buku oleh Prof. Dr. H. Irwan Akib bersama dengan Penulis Muh. Akmal Ahsan yang dimoderatori oleh Ketua Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan (RPK IMM DIY) Haryono Kapitang.
Wartawan: Fatan Asshidqi
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow