Menggembirakan Muktamar 48, Dua Kader DIY Berlari 60 km ke Solo
SURAKARTA – Muktamar Muhammadiyah ke-48 ini benar-benar membuat seluruh warga Muhammadiyah sangat antusias dan bersemangat. Berbagai cara yang unik dilakukan oleh beberapa orang yang ingin hadir ke Kota Surakarta atau Solo untuk ikut meramaikan “hari raya” warga persyarikatan tersebut.
Salah satunya dari dua pengajar di amal usaha Muhammadiyah, Andri Pranolo (dosen Universitas Ahmad Dahlan) dan Agung Fajar (Guru SD Muhammadiyah Bodon Kotagede) yang berlari dari Yogyakarta ke Solo untuk hadir dalam Muktamar Muhammadiyah ke – 48. Keduanya start pukul 20.30 WIB dari Gedung Dakwah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DI Yogyakarta dan finish pukul 06.30 WIB, dengan menempuh jarak sepanjang hampir 60 KM.
Agung menceritakan awal mula ide untuk berlari dari Jogja ke Solo. Bermula sekitar tiga bulan lalu, dimana banyak berita tentang berbagai kegiatan pra-Muktamar yang diinisiasi oleh pimpinan ranting dan cabang hingga pusat, seperti touring bersepeda, long march, dan sebagainya.
Dari situ,tercetuslah ide untuk berlari ke Solo. “Saya ngobrol dengan pak Andri yang juga seorang pelari. Kemudian, saya menyampaikan, “Mas, kalau ngadain muktamaran bagaimana?’, saat itu,” ucap Agung saat menyampaikan ide ke Andri.
Bak gayung bersambut, Andri bersama komunitas UAD Runner tertarik dengan ide tersebut. Akhirnya, diputuskan untuk berlari pada malam sebelum pembukaan Muktamar 48.
Rencana itu akhirnya terlaksana, meskipun beberapa pelari dari komunitas tidak bisa ikut karena di saat yang bersamaan mereka juga ada yang menjadi petugas Muktamar di Solo, sehingga hanya Andri dan Agung yang berlari.
Keduanya, start dari PWM DIY dengan diiringi rintik hujan yang turun saat itu. Saat berlari, mereka berdua melewati jalur utama “Karena dipikir lebih aman dibanding jalur kecil,” imbuh Agung.
Selama perjalanan, hujan semakin deras saat di jalur janti hingga memasuki kota Solo.
Agung menjelaskan bahwa kegiatan berlari ini termasuk dalam kategori ultra-marathon karena jarak tempuhnya melebihi 42 KM.
“Jarak yang kami tempuh totalnya mencapai 60 KM. Ini merupakan lari ultra marathon yang pertama bagi saya,” katanya.
Meskipun hujan masih turun dengan deras, dengan berbekal semangat, keduanya tetap melanjutkan perjalanan.
Ia dan Andri mengalami kendala saat berlari, seperti hujan yang deras saat itu sehingga jalan jadi tidak terlihat apakah berlubang atau tidak. Bahkan, lanjut Agung, mau menghindar pun juga berisiko karena bisa saja ada kendaraan muncul dari belakang.
Meskipun begitu, menurutnya, ini menjadi keuntungan tersendiri, sebab cuacanya atau suhu tubuh saat hujan tidak sepanas ketika berlari di siang hari.
Karena jaraknya masih sangat jauh, sempat terpikir bagi Agung untuk menyerah ketika ia bersama Andri berada di Delanggu. “Karena masih membayangkan harus menempuh jarak 20 km lagi, sehingga awalnya ingin berhenti di KM 48 saja.
Kemudian, pak Andri yang sudah berpengalaman di lari ultra terus memberikan dorongan dan motivasi untuk menyelesaikan misi dan berkat itu akhirnya finish sampai di Edutorium UMS,” tandasnya.
Berkat semangat dan dorongan itulah, Agung dan Andri akhirnya bisa tiba di Muktamar 48. “Alhamdulillah, berkat motivasi dan dorongan selama di jalan untuk terus melangkah. Meskipun diselingi dengan walk – run, dan harus berhenti menghela nafas dan mengatur detak jantung meter demi meter, kilometer demi kilometer, alhamdulillah bisa finish dengan selamat di Edutorium UMS,” ucapnya dengan rasa syukur.
Di sisi lain, Andri menjelaskan bahwa kegiatan berlari ini murni self support alias tanpa bantuan pihak manapun. Keduanya, baik Andri dan Agung, menyiapkan sendiri bekal untuk mendukung kebutuhan nutrisi mereka saat berlari.
“Kegiatan lari yang kita lakukan adalah self support jadi tidak ada dukungan, entah itu water station di sepanjang jallan atau pengawalan tidak ada. Jadi menyiapkan sendiri kebutuhan nutrisi (makanan dan minuman) agar tetap fit selama perjalanan,” jelas Andri.
Bahkan, di sela – sela perjalanan, mereka sempat mampir ke toko-toko yang ada di sekitar rute mereka untuk membeli kebutuhan nutrisi dan hidrasi.
Lanjut Andri, keduanya juga saling mendukung terkait keselamatan dengan mengingatkan untuk hati – hati saat berlari, karena melewati jalan utama sehingga kendaraan besar juga melewati jalur
“Karena hujan juga, kami terkadang berlari sampai tengah jalan, sebab jalan di pinggir tergenang air hujan,” ujarnya yang mana membuat perjalanan semakin menegangkan.
“Support seperti ini sangat dibutuhkan karena sebagaimana keduanya start bersama, tentu saja finish juga bersama,” lanjut Andri.
Kembali ke Agung, ia menuturkan melalui kegiatan berlari ini, dirinya mengungkapkan secara pribadi ingin mangayubagyo atau ikut berbahagia sebagai penggembira dan meramaikan muktamar dengan kegiatan positif serta mengajak kader Muhammadiyah untuk meningkatkan kekuatan dan kesehatan fisik dengan berolahraga.
“Semoga ini menjadi syiar untuk warga persyarikatan untuk terus berolahraga dan menjaga kesehatan untuk melatih dan mengolah fisik,” ungkap Agung.
Tak lupa, ia memberikan harapan untuk Muktamar 48 ini. “Semoga Muhammadiyah semakin memberi manfaat yang luas bagi masyarakat dan dunia,” harapnya.
Keduanya pun turut bersyukur bisa ikut meramaikan Muktamar 48 dengan cara mereka sendiri sebagai penggembira.
“Alhamdulillah, barangkali ini inilah cara kami untuk hadir sebagai penggembira, begitu juga dengan (penggembira) yang lain,” imbuh Andri. (*)
Wartawan: Dzikril Firmansyah
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow