Haedar Nashir: Jangan Ada Jarak Antara Lembaga Pendidikan dan Masyarakat

Haedar Nashir: Jangan Ada Jarak Antara Lembaga Pendidikan dan Masyarakat

Smallest Font
Largest Font

YOGYA - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si. mengingatkan kepada seluruh lembaga pendidikan, terutama perguruan tinggi, untuk tidak berjarak dengan masyarakat serta tetap pada salah satu tujuannya, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. 

Di satu sisi, ia mengapresiasi jika perguruan tinggi baik negeri maupun swasta berlomba dann bersaing mencapai tingkat keunggulan. Baik di tingkat nasional bahkan Global dan ini satu pertanda yang bagus bagi Indonesia.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

“Tapi kita masih melihat ada kesenjangan antara lembaga pendidikan itu dengan masyarakat Indonesia itu sendiri. Padahal, satu diantara tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa,” jelas Haedar dalam amanatnya di Acara Puncak Milad ke-63 Universitas Ahmad Dahlan, Selasa (19/12). 

Ada banyak indikator yang bisa dipakai untuk menjelaskan hal tersebut. Misalnya, dari daya saing bangsa kita masih rendah, bahkan di tingkat internasional secara luas, seperti ASEAN saja masih di bawah negara yang lain, seperti Singapura, Thailand, Malaysia. Bahkan, bila diukur dari sisi indeks kecerdasan, Indonesia sebelas duabelas dengan Timor Leste dan Papua Nugini.

Rendahnya kecerdasan ini tentu berdampak pada masyarakat Indonesia yang kesulitan menghadapi Revolusi Industri 4.0. Dampak lainnya juga kepada respon dan pandangan politiknya, dimana orientasi politiknya berdasar pada nalar komunal yang sering tidak rasional tidak objektif.

Realitas tersebut menjadi pekerjaan berat bagi Muhammadiyah untuk melahirkan masyarakat ilmu seperti Amanat Muktamar. Oleh karena itu Haedar berpesan kepada peneliti untuk melakukan kajian tentang kesenjangan sosial budaya ini.

“Muhammadiyah sudah berusaha lewat lembaga pendidikan, kemudian penyehatan masyarakat lewat lembaga kesehatan, tentu Muhammadiyah ini masih belum menjadi mayoritas. Alam pikiran Muhammadiyah banyak diserap oleh banyak pihak, tetapi belum menjadi culture,” kata Haedar.

Tak hanya itu, perguruan tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah serta para pimpinan Muhammadiyah adalah tidak boleh berhenti untuk terus mengedukasi, mendidik, dan memberdayakan masyarakat. 

Yang mana ini disebut Muhammadiyah sebagai gerakan pencerahan, agar mereka menjadi masyarakat yang mayoritas terdidik kemudian cerdas bertanggung jawab dan menjadi masyarakat yang maju, tetapi juga tidak perlu mencerabut akar kultural masyarakat Indonesia yang memang punya sifat paguyuban. 

Hal tersebut sangat bagus dan tidak hidup di negara atau bangsa lain, tapi Haedar menilai perlu reformasi sosial budaya di tengah kultur paguyubannya. “Supaya paguyubannya juga paguyuban yang menyangga kehidupan sosial yang maju bagi masyarakat luas,” jelasnya.

Untuk itu, Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah punya tugas penting di masyarakat. Lewat gerakan pengabdian pada masyarakatnya, dengan proses dan usaha-usaha yang mungkin mengedukasi masyarakat untuk menjadi masyarakat yang maju dan selamat. (*) 

Wartawan: Dzikril Firmansyah 

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow