Hadiri Syawalan Muhammadiyah Sulsel, Abdul Mu'ti Ungkap Sejarah Halal Bihalal
MAKASSAR - Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Dr H Abdul Mu'ti, MEd, menyampaikan Hikmah Syawalan kepada Keluarga Besar Muhammadiyah Sulsel. Acara silaturahmi Idulfitri di Balai Sidang Muktamar, Kampus Universitas Muhammadiyah Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (20/4), dihadiri oleh ribuan warga Muhammadiyah Sulsel.
Dalam kesempatan tersebut, Mu’ti membahas asal-usul ungkapan "minal aidin wal faizin" yang sering diucapkan saat Idul Fitri, yakni sebagai doa agar individu kembali kepada fitrahnya yang suci dan meraih kemenangan melawan hawa nafsu. Meskipun, Mu’ti mengungkapkan bahwa asal-usul kalimat tersebut bukan berasal dari ajaran Rasulullah Saw, melainkan dari seorang penyair terkemuka asal Andalusia, Shafiyuddin al-Hilli.
Mu’ti juga menyebutkan tradisi Islam lain dalam mengucapkan selamat Idul Fitri yang berakar dari hadis Nabi, yaitu "taqabbalallahu minna wa minkum" yang berarti "Semoga Allah menerima amal ibadah kita dan kamu semua." Tradisi ini sering ditambahi dengan permohonan maaf lahir dan batin.
Selain itu, Mu’ti menyebutkan bahwa istilah Syawalan memiliki makna serupa dengan Halal Bihalal. Ia menjelaskan bahwa Halal Bihalal sudah menjadi budaya agama yang berakar kuat di Muhammadiyah sejak lama, bukan hanya dimulai tahun 1948 seperti yang banyak dikira, tetapi sudah ada sejak tahun 1924.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan, Prof Dr H Ambo Asse, MAg, juga menyoroti makna Syawalan sebagai silaturahmi yang dilakukan setelah melaksanakan puasa Syawal. Ia mengapresiasi kehadiran ribuan warga Muhammadiyah yang menghadiri acara tersebut, menyebutnya sebagai wujud kebersamaan dalam persyarikatan.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow