Gelar Apel Akbar Milad 111 Tahun, Ketua PCM Depok Beri Pesan Penting
SLEMAN - Ribuan warga Muhammadiyah Depok turut memadati Lapangan Gorongan Condongcatur untuk mengikuti Apel Akbar Milad ke-111 tahun Muhammadiyah pada Jumat (3 Jumadal Ula 1445 H bertepatan 17 November 2023) pagi. Acara ini diikuti segenap komponen Pimpinan Cabang Muhammadiyah Depok, baik pimpinan harian, majelis, organisasi otonom, ranting, relawan AmbulanMu, para siswa, guru, dan karyawan sekolah Muhammadiyah se-Depok.
Ketua PCM Depok, Muhammad Ichsan, S.E., M.M. bertindak sebagai Inspektur pada Apel Akbar kali ini. Dalam amanatnya, Ichsan turut bersyukur atas kehadiran seluruh warga Muhammadiyah Depok dalam Apel Akbar menyambut Milad ke-111 tahun Persyarikatan Muhammadiyah.
Setiap kali memperingati milad Muhammadiyah, tentu akan terlintas sejarah perjalanan Muhammadiyah yang kita cintai ini. Lintas sejarah itu dimulai saat berdirinya Muhammadiyah yang digagas oleh KH. Ahmad Dahlan bersama para sahabat dan muridnya pada 111 tahun lalu tepatnya pada 18 November 1912 di Kauman, Yogyakarta
Perjalanan lintas sejarah ini akan diikuti terus menerus oleh seluruh warga Muhammadiyah, baik sekarang maupun di masa depan.
"Tentunya, akan terus kita ikut perjalanan gerakan Islam, dakwah amar ma’ruf nahi munkar, dan tajdid yang dilakukan Muhammadiyah ini. Dari hari ke hari, bulan ke bulan, tahun ke tahun, periode ke periode, waktu ke waktu, bahkan hingga di usianya yang lebih dari seabad, tepatnya 111 tahun. Perjalanan ini akan terus kita ikuti sampai kapanpun," jelas Ichsan.
Menurutnya, Muhammadiyah merupakan ormas keagamaan yang berkemajuan. Artinya, maju dalam berpikir ke depan untuk menghadapi zaman dan hal ini sangat terlihat dari bukti ataupun hasilnya.
Bermula dari keberanian Kiai Dahlan memperbaiki arah kiblat sholat, lalu dalam menentukan awal bulan menggunakan metode hisab, menggunakan metode pembelajaran dengan sistem sekolah, dan tak kalah pentingnya menyediakan rumah sakit untuk masyarakat.
"Semua itu adalah bukti bahwa Muhammadiyah adalah ormas keagamaan yang berkemajuan," ujarnya.
Tak hanya itu, Muhammadiyah selalu tanggap dan bijak cerdas dalam menghadapi perkembangan zaman. Kompilasi dari tema Muktamar dan Milad sepanjang sejarahnya telah menunjukkan betapa Muhammadiyah sangat tanggap akan situasi yang ada saat ini maupun di masa depan serta situasi yang harus dihadapi.
Contohnya seperti Muktamar 1 Abad di Yogyakarta tahun 2010 mengangkat tema: "Gerak Melintas Zaman Dakwah dan Tajdid Menuju Peradaban Utama". Disusul pada Muktamar ke-47 di Makassar tahun 2015 dengan tema: "Gerakan Dakwah Pencerahan Menuju Indonesia Berkemajuan". Hingga Muktamar ke-48 di Surakarta tahun 2022 yang bertemakan: "Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta". Begitu juga Milad ke-111 tahun ini, dengan tema yang diambil adalah "Ikhtiar Menyelamatkan Semesta".
Dari tema Muktamar dan Milad tersebut sangat jelas bahwa warga Muhammadiyah diingatkan bahwa kita sudah melintas abad kedua. Maka, sudah menjadi tugas untuk terus menerus melakukan pembaharuan menuju peradaban utama.
Begitu juga dengan berbangsa dan bernegara, Muhammadiyah punya komitmen bahwa Pancasila dan UUD 1945 adalah dasar negara Republik Indonesia, dimana Muhammadiyah ikut berjuang mendirikan negara Indonesia dan sampai detik ini terus berkiprah memajukan indonesia yang kita cintai ini.
Dengan kesadaran penuh dan merasakan keadaan alam dan situasi dunia, Muhammadiyah berupaya mencerahkan semesta dan berikhtiar menyelamatkan semesta dari kondisi saat ini. Terlebih, melihat situasi dunia saat ini, Ichsan juga mengajak warga Muhammadiyah untuk selalu ingat akan penderitaan saudara-saudara kita di Palestina.
"Untuk itu, mari kita selalu berdoa agar Allah selalu memberikan kekuatan kepada warga Palestina dan sebagai warga Muhammadiyah kita turut membantu, sekecil apapun bantuan, kalau dikumpulkan bersama - sama, tentu amat sangat berarti bagi saudara - saudara kita di Palestina," ajak Ichsan.
Sebelum mengakhiri amanatnya, Ichsan berpesan kepada kader- kader Muhammadiyah serta siswa -siswi sekolah Muhammadiyah untuk menanamkan untuk bangga menjadi kader dan siswa Muhammadiyah. Maka, para kader dan siswa harus mengenal, meneladani, dan mencontoh tokoh - tokoh dan pahlawan dari Muhammadiyah, seperti KH. Ahmad Dahlan, Nyai Ahmad Dahlan, Jenderal Soedirman, Ir. Djuanda, Ki Bagus Hadikusumo, H. Fakhruddin, dan masih banyak lagi.
"Contoh dan teladanilah beliau-beliau. Jadilah kalian para Dahlan muda, Sudirman muda. Ingatlah juga semua pesan-pesan dari Kiai Dahlan," tegas Ichsan.
Selain para kader dan siswa, Ichsan juga mengajak rekan guru maupun karyawan di sekolah Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah untuk selalu bersyukur karena sudah bekerja di lingkungan Muhammadiyah, Untuk itulah, Ichsan berasal untuk mematuhi ketentuan, peraturan, keputusan dari persyarikatan maupun sekolah tempat bekerja masing-masing. (*)
Wartawan: Dzikril Firmansyah
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow