Gandeng Syeikh Hussein Jaber, PCM Patuk Ngaji Bersama Bahas Cinta
GUNUNGKIDUL - Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Patuk bekerjasama dengan Yayasan Sahabat Muslim Charity mengadakan Pengajian Ahad Pagi (PAP) di halaman Pondok Pesantren Muhammadiyah Al-Muhajirin Patuk pada Ahad pagi (28/1). Pengajian yang diikuti oleh tidak kurang delapan ratus warga kapanewon Patuk beserta seluruh santri Pondok Pesantren Al-Muhajirin tersebut dihadiri dan diisi langsung oleh Syaikh Hussein Jaber, adik dari almarhum Syaikh Ali Jaber. Hadirnya Syaikh Hussein Jaber di Pondok Pesantren Al-Muhajirin merupakan satu dari rangkaian safari dakwah yang dilakukan oleh beliau selama di Yogyakarta.
Pengajian tersebut dibuka dengan penampilan hadroh, ceramah bahasa Arab, dan beberapa penampilan lainnya dari santri Pondok Pesantren Al-Muhajirin. Ustad Daliyo selaku pimpinan pondok pesantren menyampaikan dalam sambutannya, bahwa menjadi sebuah kehormatan bagi warga Al-Muhajirin khususnya dan seluruh masyarakat yang hadir secara umum dengan kehadiran dan tausiyah Syaikh Hussein Jaber. Selain itu, beliau mengajak kepada seluruh masyarakat untuk terus berkomitmen hadir dalam setiap majelis ilmu sebagai komitmen Muhammadiyah sendiri sebagai sebuah gerakan persyarikatan yang bermisi “cerah dan mencerahkan”.
Dalam kajiannya, Syaikh Hussein Jaber mengawali dengan dialog ringan untuk mengajak para jamaah merenungi sudah seberapa jauh hati, yang merupakan unsur terpenting manusia, kita fungsikan untuk mendekatkan dan mencintai Allah beserta Rasul-Nya. Beliau menyampaikan bahwa yang menjadi sebab kecenderungan dan kecondongan berlebih seseorang kepada suatu hal adalah perasaan mencintai.
Namun demikian, yang menjadi persoalan adalah sudahkah hati itu bisa menikmati saat-saat beribadah secara mendalam sebagaimana si penggemar sepak bola rela bangun tengah malam untuk menyaksikan tim kesayangannya bertanding, juga si penggemar sinetron yang rela menghabiskan waktunya berjam-jam, ujar Hussein. Jika belum maka sesungguhnya yang terjadi adalah bahwa kita belum mengoptimalisasikan potensi hati yang kita miliki, yakni sebagai sara untuk mencintai dan mendekat kepada Allah dan Rasulnya.
Oleh karenanya menjadi kewajiban setiap muslim untuk mengasah kepekaan dan menyucikan hati sebagai jalan untuk menuju Allah. Syaikh Hussein Jaber kemudian menyampaikan firman Allah yang berbunyi, “(Yaitu) pada hari ketika tidak berguna (lagi) harta dan anak-anak. Kecuali orang yang menghandap Allah dengann hati yang bersih”.
Hussein Jaber kemudian menuturkan bahwa di antara cara yang dapat dilakukan adalah mengisi hari-hari dengan ibadah, berdzikir, dan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat serta menghadirkan Sang Kekasih dalam setiap gerak-gerik perbuatan. Ia menambahkan sebagaimana sabda Nabi yang mengatakan bahwa setiap orang akan dikumpulkan di hari kemudian bersama yang ia cintai. Dengan demikian Hussein mengaskan bahwa cinta adalah unsur fundamental yang harus ada di setiap segala bentuk ibadah yang pada akhirnya akan mengantarkan kepada Allah dan Rasul-Nya.
Di akhir beliau mengingatkan bahwa konsistensi sangat dibutuhkan untuk merealisasikan rasa cinta tersebut. Seseorang harus terus berazam kuat untuk menanggalkan keburukan-keburukan yang telah diperbuat dan menatap hari esok dengan penuh optimisme. Sebagai penutup, Syeikh Hussein Jaber mengajak para jamaah untuk berdoa bersama, menengadahkan tangan meminta kepada Allah untuk memberikan kebaikan dan keberkahan dalam setiap langkah.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow