Founder Drone Emprit Beberkan Kunci Sukses Dakwah Digital Mubaligh Muhammadiyah
BANTUL – Dalam era disrupsi digital ini, dakwah tidak bisa lagi dilakukan dengan cara-cara konvensional. Media sosial telah menjadi arena utama bagi banyak orang untuk mendapatkan informasi, termasuk anak-anak muda.
Namun, meskipun banyak tokoh dakwah yang populer di media sosial, seperti Gus Iqdam dan Ustadz Adi Hidayat, sedangkan Ketua Umum PP Muhammadiyah belum sepopuler mereka. “Hal ini menandakan bahwa Muhammadiyah perlu lebih adaptif dan memperluas perannya di platform digital agar bisa menjangkau lebih banyak audiens,” kata Ismail Fahmi, Ph.D, Pendiri Drone Emprit, di materi “Dakwah Digital di Era Disrupsi”, di PM3NAS IMM, Sabtu (12/10).
Anak-anak muda saat ini banyak aktif di berbagai organisasi, terutama yang berhubungan dengan olahraga. Keterlibatan mereka dalam aktivitas ini memberikan peluang besar bagi dakwah untuk masuk melalui minat mereka terhadap olahraga.
Tidak hanya itu, topik-topik dakwah juga perlu disesuaikan dengan isu-isu yang menarik perhatian generasi muda. Isu-isu seperti lingkungan, pengelolaan sampah, dan perubahan iklim menjadi contoh topik yang relevan dan bisa diintegrasikan dalam pesan dakwah. “Anak muda dikenal sebagai generasi yang kreatif dan bekerja keras, sehingga pendekatan dakwah yang inovatif dan menginspirasi akan lebih mudah diterima oleh mereka,” jelas Ismail.
Karakteristik antar generasi juga harus diperhatikan. Generasi yang lebih tua mungkin lebih fokus pada nilai-nilai seperti keluarga sakinah, sementara generasi muda lebih tertarik dengan pesan-pesan dakwah yang mengikuti tren dan gaya hidup mereka.
“Oleh karena itu, metode komunikasi dan penyampaian dakwah harus disesuaikan dengan perbedaan ini agar pesan dapat diterima dengan baik oleh masing-masing generasi,” lanjutnya.
Media sosial juga memungkinkan dakwah untuk lebih cepat merespons isu-isu sosial yang sedang hangat. Engagement dengan audiens, terutama di ranah digital, harus dibuat relevan dengan masalah yang mereka hadapi sehari-hari.
Salah satu pendekatan yang efektif adalah membuat konten yang relate dengan kehidupan subjek dakwah, seperti yang dilakukan oleh Gus Iqdam yang sukses dengan konten dakwahnya yang sesuai dengan realitas sehari-hari para pengikutnya.
Sasaran dakwah Muhammadiyah juga perlu lebih terfokus, di mana 75% dari audiens dakwah diarahkan kepada pelajar SMA dan ke bawah, sementara 25% diarahkan kepada mahasiswa. Fenomena hijrah yang populer di kalangan anak muda juga dapat diintegrasikan dalam dakwah, di mana kegiatan keagamaan tidak hanya dimaknai sebagai kewajiban, tetapi juga sebagai bentuk healing atau pemulihan diri.
“Konten dakwah yang menekankan pada relevansi emosional ini dapat menarik lebih banyak minat dari generasi muda,” jelasnya.
Dalam hal strategi dakwah, penting untuk mempertimbangkan tiga elemen utama yaitu, tokoh, topik dakwah, dan target dakwah. Muhammadiyah perlu menciptakan lebih banyak tokoh baru yang mampu menjadi panutan bagi generasi muda. Selain itu, metode dakwah harus adaptif terhadap perkembangan zaman, termasuk cara berkomunikasi yang terus berubah dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Melalui pemahaman ini, Muhammadiyah dapat memperluas pengaruh dakwahnya di era digital, menjangkau lebih banyak anak muda, serta membangun hubungan yang kuat dengan audiens melalui pendekatan yang relevan dan inovatif. (*)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow