DAM IMM Sleman: Jangan Terjebak di Kubangan Kumuh

DAM IMM Sleman: Jangan Terjebak di Kubangan Kumuh

Smallest Font
Largest Font

BANTUL – Darul Arqam Madya IMM Sleman secara tatap muka dilaksanakan di Pondok Pemuda Ambarbinangun, Kasihan, Bantul, Rabu-Ahad (5-9/1). Ini merupakan agenda perkaderan tingkat madya pertama di DIY yang diselenggarakan full offline dalam dua tahun terakhir.

Berangkat dari keresahan PC IMM Sleman tentang pentingnya memperkuat paradigma yang menjadi spirit dalam setiap gerakan IMM di era sekarang. Tema yang diangkat adalah “ParadigmaTransformasi IMM, Menjawab Tantangan Postmodernisme.”

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Ketua Umum DPD IMM DIY, Akmal Ahsan, dalam sambutannya menyampaikan bahwa ada empat bentuk transformasi yang mendesak dilakukan IMM.

  • Transformasi dari kesadaran objek menuju kesadaran subjek.
  • Transformasi ideologi normatif menuju ilmu.
  • Dari ilmu menuju gerakan.
  • Dari kesadaran kritik menuju kesadaran transformatif, kesadaran berkarya.

Pada kesempatan tersebut Dr. Phil. Norma Permata, M.A. selaku pemateri stadium general berpesan agar kader IMM mampu mengambil bagian dan selalu haus akan ilmu.

“Kader-kader IMM harus selalu mengambil bagian dalam tikungan sejarah,” tegasnya.

Dua kunci penting, kader IMM harus selalu lapar membaca buku dan lapar penderitaan. Apalagi di era pascamodernism, jangan sampai terjebak di kubangan kumuh dan terbelakang.

Harapan juga disampaikan Ketua Bidang Kader PC IMM Sleman sekaligus ketua panitia kegiatan, Fadhel Izanul Akbar. Ia berharap, DAM ini mampu melahirkan kader-kader madya yang mampu membaca dinamika realitas sosial terutama berkaitan dengan pascamodern dan masyarakat pascamodern di tengah arus digitalisasi yang semakin toxic.

Ditutup Ahad (9/1) pukul 14.30 WIB, sebanyak 20 peserta mengikuti serangkaian agenda hingga selesai. Selain kader Cabang IMM Sleman, acara ini juga diikuti peserta dari PC IMM Djazman Al Kindi, PC IMM AR Fakhruddin, dan PC IMM Kulonprogo.

“Lima hari yang cukup singkat, padat, dan jelas. Semoga bisa menjadi refleksi menuju aksi,” tutur Tsana Febiska, salah satu peserta pada sesi penyampaian kesan pesan di momen penutupan.

“Kami dating dengan berbagai espektasi dan keluar dengan satu orientasi. Gelar madya yang akan disematkan di pundak bukan hanya simbol. Saatnya konsisten mengambil peran dan menjadi jembatan terbaik bagi kader dasar dan paripurna,” tambahnya. (*)

Kontributor: Mayda Dwi
Editor: Heru Prasetya

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow