Cak Nanto Sampaikan Empat Spirit Ramadhan Pemuda Muhammadiyah

Cak Nanto Sampaikan Empat Spirit Ramadhan Pemuda Muhammadiyah

Smallest Font
Largest Font

SLEMAN – Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah (PCPM) Depok, Sleman, kembali mengadakan AMM Depok Mengaji, Senin (28/3), secara daring. Edisi Maret ini mengambil tema “Sambut Ramadhan dengan Bergembira bersama Cak Nanto dan Mbak Diyah.”

Cak Nanto atau Sunanto adalah Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, sedangkan Mbak Diyah atau Diyah Puspitarini adalah Ketua Umum PP Nasyiatul ‘Aisyiyah.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Cak Nanto mengatakan, bulan Ramadhan selalu disambut dengan kegembiraan dan kesiapan karena tidak semua orang diberikan peluang oleh Allah untuk melakukan taqarrub ilallah dan tidak banyak orang melakukan muhasabah di bulan Ramadhan.

Maka yang mendapatkan kesempatan ini harus dipergunakan semaksimal mungkin sebagai ikhtiar untuk menyucikan diri dari kealpaan selama 11 bulan.

Adapun, kader Pemuda Muhammadiyah sebagai aktivis yang selalu mengedepankan habluminallah dan habluminannas, perlu ingat rentetan ibadah penting untuk dikalkulasi. Hal itu dalam rangka menyeimbangkan kepentingan individu untuk mendekatkan diri, di saat bersamaan jangan sampai melupakan keluarga, tetangga, dan tanggung jawab.

“Bagi kader muda, relasi hubungan keduanya (habluminallah dan habluminannas) harus diseimbangkan dan diatur secara maksimal agar tidak terjebak pada kesalehan individu tapi tidak saleh secara sosial. Begitu pula dengan saleh secara sosial tapi tidak secara individu juga sia-sia,” kata Cak Nanto.

Ia memaparkan teladan Rasulullah SAW dalam menyambut bulan Ramadhan. Mulai dari melakukan amalan sunnah (tarawih, salat malam, dan sebagainya), mempersiapkan fisik karena puasa merupakan ibadah fisik untuk menahan nafsu dari terbit hingga terbenamnya matahari, dan memperbanyak amalan doa.

Empat spirit Ramadhan yang perlu diusung kader Pemuda Muhammadiyah:

  • Spirit Beribadah Malam, diharapkan amalan ibadah malam menjadi kebiasaan dalam diri saat melakukan aktivitas di luar bulan Ramadhan, terutama bagi kader pemuda
  • Spirit Bersedekah, baik dalam bentuk uang, hidangan berbuka puasa, dan sebagainya. Mengajarkan orang kebiasaan untuk bersedekah harus menjadi spirit bagi kader Pemuda Muhammadiyah, tidak harus banyak yang penting semampunya.
  • Spirit Sabar, bulan Ramadan adalah bulan yang mengajarkan kesabaran, bukan sekadar menahan nafsu. Kader Pemuda melalui spirit ini perlu memanfaatkannya untuk belajar menahan diri dari hasutan syaitan dan orang lain
  • Spirit Kepedulian, bulan Ramadhan adalah bulan untuk berbagi kepada sesama atau bulan peduli. Ramadhan mesti dimanfaatkan sebagai madrasah untuk belajar terhadap hal-hal yang dilalaikan. Mungkin saja mampu, namun terkadang soal waktu atau kesempatan jarang. Maka berdoalah kepada Allah agar diberikan kelonggaran hati untuk peduli dengan menyisihkan harta kepada orang yang membutuhkan.

Sedangkan Diyah Puspitarini mengutip Kuntowijoyo memaparkan tiga makna Ramadhan menurut Muhammadiyah:

  1. Muhammadiyah melalui Ramadhan melihat bagaimana sebuah keimanan dan ketaatan umat manusia dimanifestasikan tidak hanya pada ibadah ritualitas, juga ibadah sosial. Terlihat dari terdapat banyaknya takjil, jaburan, takbir keliling, shalat ‘ied di tanah lapang, seakan menegaskan bahwa Muhammadiyah ingin mensyiarkan bulan Ramadhan tidak sekadar ritualitas juga momentum yang harusnya umat Islam betul-betul memanfaatkannya dengan sebaik – baiknya.
  2. Liberasi. Bulan Ramadhan berperan untuk membentuk karakter sebagai hamba, umat manusia, warga negara yang baik dan kemudian juga semangat ini bisa menjadikan tatanan lingkungan masyarakat lebih baik lagi.
  3. Jangan sampai Ramadhan menjadi momentum untuk menampilkan karakter yang tidak baik. “Misalnya menghamburkan uang, bersedekah hanya untuk pamer, dan masih banyak lagi,” kata Diyah. Itu bukan karakter angkatan muda Muhammadiyah.
  4. Humanisasi. Muhammadiyah melalui AMM tidak diragukan lagi sangat humanis dan manusiawi, terutama di saat pandemi. AMM selalu hadir dan memberikan solusi untuk kemudian menolong masyarakat dengan sangat tepat dan sigap. Nilai humanisasi ini tidak sekadar tolong menolong, yang paling riil adalah bagaimana agar tidak bersenang-senang di atas penderitaan orang lain.

Dalam praktiknya, Muhammadiyah merawat Ramadhan, tidak hanya sebagai ritualitas. Hal itu terlihat dari PP Muhammadiyah menyelenggarakan pengajian sejak lama dan selalu mengangkat tema yang universal dan kekinian. Maksudnya, agar warga Muhammadiyah di bulan Ramadhan juga melakukan upaya penajaman pengetahuan, keilmuan, dan wawasan, serta harus dipraktikkan di masyarakat. (*)

Wartawan: Dzikril Firmansyah
Editor: Heru Prasetya

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow