SLEMAN – Dalam upaya peningkatan kompetensi publikasi dan bermedia, Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Non-Formal (Dikdasmen-PNF) Pimpinan Wilayah Yogyakarta (PWM) DIY menggandeng MediaMu menyelenggarakan Workshop Pengelolaan Media Sosial. Acara berlangsung di Balai Pengembangan Mutu Pendidikan (BPMP), Kalasan pada Jumat-Sabtu (8-9/12) dan diperuntukan untuk seluruh sekolah, terkhusus tim humas, di bawah naungan Dikdasmen-PNF PWM DIY.
Sebagai ajang peningkatan kompetensi publikasi dan bermedia, workshop ini disusun dengan materi yang menunjang kebutuhan kehumasan. Di antaranya ada: Jurnalistik Dasar oleh Heru Prasetya, wartawan dan tim redaksi MediaMu; Analisis SEO oleh Agung Purwoto, Direktur Utama MediaMu; Dan Manajemen Media Sosial oleh Iki Tabah Ujianan, bidang media sosial sekaligus direktur operasional MediaMu.
Achmad Muhammad, S.Ag., Ketua Majelis Dikdasmen-PNF PWM DIY dalam sambutannya menerangkan bahwa peran media dalam organisasi Muhammadiyah, terutama sekolah-sekolahnya, belum dimaksimalkan dengan baik. Padahal, menurutnya Muhammadiyah selaku organisasi modern harus memaksimalkan kerangka media sebagai ajang dakwah.
“Sebagai organisasi modern, Muhammadiyah, terutama sekolahnya, belum memaksimalkan secara maksimal peran media untuk bisa memperlihatkan keunggulan Muhammadiyah,” jelasnya.
Dalam pengakuannya, Achmad menyayangkan ketidakmaksimalan ini. Sebab, sekolah muhammadiyah seharusnya bisa menunjukan keunggulan dan inovasinya, dan itu dihitung sebagai amal dakwah, bukan hanya pamer semata.
“Orientasinya bukan untuk pamer atau riya, atau siapa yang melakukan tapi apa yang terjadi dan berkembang,” katanya.
Achmad kemudian mengutip surat At-Taubah ayat 105 yang menekankan pentingnya bekerja sehingga akan dilihat pekerjaanya nanti oleh Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang mukmin. Untuk itu, ia berpesan agar pekerjaan itu terlihat salah satu upayanya adalah lewat publikasi. Achmad kemudian berpesan untuk mempublikasikan segala kegiatan baik yang ada di sekolah masing-masing dan memaksimalkan mediamu.com sebagai salah satu media publikasi sekolah Muhamamdiyah.
“Jika kebaikan itu viral, maka akan dilihat keunggulan Muhammadiyah oleh masyarakat. Sebagus apapun sekolah kita, amat disayangkan jika tidak dibarengi dengan publikasi media yang baik. Di sini ada MediaMu, jadi maksimalkanlah dengan baik,” ucapnya.
Beralih ke Heru Prasetya, dalam pemaparan materinya ia berpesan pada tim humas utusan sekolah masing-masing untuk berani menulis. Menurutnya, terkadang kendala dalam membuat berita adalah ketakutan akan penilaian terhadap beritanya.
“Misal begini, Pak, Bu, ada kegiatan akhirussanah, itu anggapannya “Ah ini bukan berita”, “Ah ini sepertinya tidak bisa dijadikan berita," jadi akhirnya malah tidak jadi menuis berita,” jelasnya.
Karena beberapa hal tersebut, Heru menyarankan pada peserta untuk mengandalkan intuisinya dalam menemukan dan menulis berita.
Lebih lanjut, Heru meyakini bahwa reportase dan pembuatan berita kegiatan sekolah adalah bagian dari mempertanggung jawabkan nilai-nilai yang ada dalam sekolah. Ia juga mengingatkan tim humas agar sekecil apapun kegiatan, tetap menulis reportase dan membuat prestasi Muhamamdiyah bisa dikenal masyarakat.
“Kenapa muhammadiyah prestasinya banyak tapi jarang terekspos? Karena kita takut riya jika memberitakannyya,” terangnya.
Ditemui terpisah, Agung Purwoto dalam keterangannya berharap agar kerjasama ini bisa berguna bagi banyak pihak, baik dari sekolah hingga MediaMu itu sendiri. Ia tetap berpegang pada prinsip, bahwa tujuan utama pemberitaan yang dikerjakan MediaMu adalah untuk syiar dakwah Muhammadiyah.
“Semoga kegiatan ini nantinya bisa berguna, terutama bagi syiar dakwah Muhammadiyah. Karena bagaimanapun, kerja-kerja di MediaMu adalah untuk mensyiarkan dakwah Muhammadiyah,” ucapnya. (*)
Wartawan: Fatan Asshidqi
Comment