Beragama Harus Berdampak pada Kesejahteraan Sosial
YOGYA – Ketua Majelis Pelayanan Sosial (MPS) PWM DIY, Ridwan Furqoni, M.P.I., menuturkan, kedudukan sosial sangat tinggi dalam ajaran Islam, sehingga umat muslim harus membantu orang lain sebanyak mungkin. Pernyataan tersebut disampaikan dalam Sarasehan Pelayanan Sosial Korps MPS PWM DIY bertema “Era Baru Pelayanan Sosial”, Jum’at (27/8).
Muhammadiyah terkenal dengan gerakan untuk menolong orang didasari surat Al Ma’un. Ridwan juga mengutip Al Qur’an Surat Adz Dzariyat: 56 dan Al Baqarah: 30, tentang tugas dan fungsi manusia di dunia, yaitu untuk menyembah Allah dan sebagai khalifah di muka bumi.
Selain itu, dalam beribadah juga harus diiringi dengan membantu orang lain. Bahkan perintah shalat juga beriringan dengan perintah zakat, yang artinya Allah memerintahkan umat muslim mengamalkan ibadah tidak hanya berdampak untuk kehidupan diri sendiri, juga pada kehidupan sosial.
“Kedekatan kita kepada Allah atau kesalehan pribadi harus memiliki dampak kepada sesama,” paparnya.
Ridwan menjabarkan beberapa kategori Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang perlu diperhatikan dan dibantu, mulai dari kemiskinan (fakir miskin, pengemis, pemulung, keluarga berumah tidak layak huni, perempuan rawan sosial ekonomi); ketelantaran (bayi telantar, anak telantar, lanjut usia telantar, gelandangan, anak jalanan), disabilitas/berkebutuhan khusus (anak dengan kedisabilitasan, penyandang disabilitas), serta para korban (korban penyalahgunaan NAPZA, korban trafficking, korban tindak kekerasan, korban bencana alam, korban bencana sosial).
Tidak hanya itu, ada juga beberapa golongan yang masuk kategori lain, seperti tuna susila, anak yang berhadapan dengan hukum, anak yang memerlukan perlindungan khusus, bekas warga binaan pemasyarakatan, orang dengan HIV/AIDS, kelompok minoritas, keluarga bermasalah sosial psikologi, dan komunitas adat terpencil. “Semua golongan dalam kategori tersebut jelas membutuhkan pertolongan dari kita sebagai warga persyarikatan,” ujar Ridwan.
Untuk dapat melaksanakan dakwah melalui kepedulian sosial, terdapat tiga jenis dakwah yang bisa dilakukan, yakni pelayanan, pemberdayaan, dan advokasi. Pelayanan dan pemberdayaan bisa berupa panti asuhan, panti lansia, panti disabilitas, panti rehabilitasi narkotika, lembaga konsultasi keluarga, ambulans gratis, warung dhuafa’, dan masih banyak lagi. Sedangkan untuk advokasi, bisa melalui pengawalan pada perda difabel, kampanye perlindungan sosial.
Ridwan menuturkan, berbagai usaha atau program yang dijalankan para relawan berdasarkan dorongan hati, menyadari bahwa hidup ini adalah pengabdian, sehingga harus menolong orang lain. Karena itulah, para relawan yang sebagian besar dari Angkatan Muda Muhammadiyah harus selalu peka terhadap panggilan sosial.
“Inilah tradisi lama persyarikatan,yaitu semangat kerelawanan yang harus dijaga supaya tidak hilang,” tegas Ridwan.
Dengan banyaknya amal bersama yang dilakukan, akan menumbuhkan geliat gerakan persyarikatan dalam pelayanan sosial. Hal Ini menjadi bagian dari pilar dakwah bagi kader Muhammadiyah untuk dapat memajukan umat dan bangsa, sambil menjaga semangat untuk menjalankan ajaran agama supaya mendapatkan pahala dan berkah. (*)
Wartawan: Dzikril Firmansyah Atha Ridhai
Editor: Affan Safani Adham
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow