BA PW IPM DIY Usung Kesadaran Multikultural melalui Budaya Inklusi
SLEMAN – PW IPM DIY telah melaksanakan Baitul Arqam pada Sabtu-Ahad (28-29/9). Baitul Arqam oleh MPKSDI PWM DIY kali ini dibina oleh Master Of Training Johan Nasruddin Firdaus, S.I.Kom.
Berlangsung selama 2 hari di Wisma Puas Kaliurang, kegiatan ini mengusung tema “Merajut Sinergi dalam Bangunan Kesadaran Multikultural melalui Budaya Inklusi”. Sebanyak 42 peserta yang terdiri dari pimpinan wilayah dan daerah IPM DIY telah mengikuti kegiatan ini.
Dr. Iwan Setiawan, S.Ag., M.S.I. selaku wakil ketua PWM DIY membuka kegiatan ini sekaligus membawakan materi IPM sebagai pelopor, pelangsung dan penyempurna amanah. Spirit menjadi kader IPM sekaligus kader persyarikatan Muhammadiyah kembali di pupukkan pada materi tersebut.
Matei Risalah Islam Berkemajuan oleh Arif Jamali Muis, S.Pd., M.Pd. kemudian materi komunikasi interpersonal yang dibawakan oleh ibu Eka Anisa M.I.Kom. Dan materi dakwah inklusif “ kalangan marginal dan pelajar” dibawakan oleh Bapak Ridwan Furqoni, S.Pd.I., M.Pd.I. Adalah tiga materi yang ditujukan sebagai stimulus kesadaran multikultural untuk IPM DIY. Sehingga mereka mampu menghadirkan budaya inklusi dalam tubuh ikatan.
Sebelum memasuki sesi mendiskusikan inklusifitas, peserta terlebih dahulu memahami Risalam Islam Berkemajuan. Putusan hasil Muktamar Muhammadiyah tersebut perlu didalami bagi kader terutama dalam perkaderan baitul arqam. Kemudian dilanjut materi komunikasi interpersonal. Pada sesi materi ini peserta diajak memecahkan permasalahan komunikasi interpersonal. Mengingat komunikasi adalah jalan untuk membawa keberdampakan. Terlebih komunikasi interpersonal yang dibawakan setiap indovidu akan mencerminkan dirinya dan mengidentikkan organisasi yang dibawa.
Kemudian meluruskan pemahaman inklusi bahwa inklusi adalah sebuah pendekatan untuk membangun lingkungan yang terbuka untuk siapa saja dengan latar belakang dan kondisi yang berbeda-beda, meliputi: karakteristik, kondisi fisik, kepribadian, status, suku, budaya dan lain sebagainya.
Materi ini mengajak peserta untuk mengenal tujuh cluster pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial dan tantangan dakwah inklusi. Akhir dari sesi ini adalah pembahasan bahwa kader-kader IPM harus mengambil langkah-langkah dalam berdakwah. Harapannya materi ini dapat menggeser paradikma dakwah inklusif yang masih salah dipahami selama ini, terutama dikalangan pelajar.
Selain materi – materi yang disebutkan di atas. Materi utama perkaderan sesuai sistem perkaderan Muhammadiyah juga dibawakan. Yaitu oleh Asep Shalahudin, S.Ag., M.Pd.I., Niki Alma, S.Th.I, Andy Putra Wijaya, M.S.I, dan Harpan Nursitadhi, M.Pd., M.Eng.
Ahad (29/9) pukul 15.00 WIB rangkaian baitul arqam ditutup. Tema yang mengusung budaya inklusi harapannya dapat dihadirkan dalam pribadi setiap kader dan organisasi IPM. Terutama para peserta yang telah terinkubasi dalam Baitul arqam ini. Mereka dapat menjadi agen inklusifitas baik dalam ikatan, persyarikatan dan masyarakat. (*)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow