‘Aisyiyah Launching Lembaga Keuangan Mikro Syariah
SLEMAN — Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah (PPA) Siti Noordjannah Djohantini dan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso melakukan soft launching Bank Wakaf Mikro (BWM) Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) Usaha Mandiri Sakinah di kampus Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta (UNISA) Jl Ringroad Barat Gamping, Sleman, Jumat 3 Agustus 2018.
“Kehadiran LKMS ini menjadi bagian garapan dakwah kami, sebagai implementasi dari theologi Alma’un,” jelas Noordjannah.
LKMS Usaha Mandiri Sakinah “Unisa” merupakan program kerja sama PPA dan OJK yang dijalankan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. Dalam pelaksanaan program ini UNISA bekerjasama dengan Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) dan Pimpinan Ranting ‘Aisyiyah (PRA) Nogotirto. Operasional sehari-hari LKMS bertempat di Gedung Dakwah Muhammadiyah Nogotirto.
Selain LKMS Unisa, PPA juga mengelola dua LKMS yang juga bekerja sama dengan OJK. Dua lainnya itu adalah Pesantren Ummul Mukminin ‘Aisyiyah Makassar dan Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Kabupaten Tuban.
“‘Aisyiyah tidak pernah berhenti dengan program-programnya yang berpihak kepada kelompk dhuafa mustadh’afin,” tegas Ketum PPA.
Sebagai gerakan dakwah Islam, lanjut Noordjannah, ‘Aisyiyah melihat adanya potensi besar pemberdayaan perempuan untuk peningkatan perekonomian masyarakat sekitar. LKMS Unisa didirikan dalam rangka merealisasikan upaya pemberdayaan tersebut.
Menurut Dhanang Tulus Firmanu, Manajer LKMS Unisa, pada tahap pertama sudah terkumpul 25 perempuan pengusaha mikro yang nantinya akan diberi bantuan modal usaha. Mereka terbagi dalam lima kelompok dengan jumlah anggota sama banyak. Selain diberi bantuan modal, penerima manfaat juga dibekali beberapa pelatihan untuk pengembangan usaha.
“Usaha mereka beragam, seperti toko kelontong, pedagang makanan sarapan pagi, nasi uduk, laundry, penyetor pakaian batik di Malioboro, pedagang pasar, dan penjual es jus,” jelas Dhanang sambil menambahkan bahwa pada tahun pertama ini ditargetkan bisa membantu 500 penerima manfaat.
Sedangkan Wimboh mengungkapkan, sampai saat ini sudah ada 40 LKMS, tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Program ini menjadi bagian dari peran pemerintah dalam hal mengentaskan kemiskinan.
“Kami senang bisa bekerja sama dengan ‘Aisyiyah karena memiliki jaringan sampai ke masyarakat bawah,” kata Wimboh. (her)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow