5 Etos Menjadi Guru Muhammadiyah yang Handal
KULON PROGO - Sebanyak 2.000 guru Muhammadiyah se-Kulon Progo hadir untuk mengikuti Upacara Hari Guru Nasional yang jatuh pada hari Sabtu (25/11) di Lapangan Pengasih, Kulon Progo. Upacara ini digelar oleh Forum Guru Muhammadiyah Kulon Progo dan dihadiri segenap guru PAUD, TK, SD, SMP, dan SMA/SMK serta hadir pula Dinas Pendidikan Kulon Progo, Forkopimda, Panewu Pengasih, dan tamu lainnya.
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (PWM DIY) Gita Danu Pranata, S.E., M.M.turut hadir sekaligus menjadi Pembina Upacara Pada kesempatan ini, Gita menyampaikan beberapa poin penting dari Didik Suhardi, Ph.D, Ketua Majelis Dikdasmen & Pendidikan Non - Formal (PNF) PP Muhammadiyah
Memaknai Hari Guru Nasional tahun 2023 ini, ucap Gita, sebagai refleksi dan apresiasi jasa para guru yang telah berjuang mendedikasikan diri untuk mendidik para generasi muda Indonesia. Muhammadiyah telah berkiprah nyata dan berkontribusi strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana yang dicita - citakan para pendiri bangsa ini.
Sebagai organisasi non - pemerintah, Muhammadiyah mendarmabaktikan peran dalam membangun sumber daya yang unggul, jauh sebelum Indonesia merdeka dan pemerintah saat itu belum bisa menyelenggarakan pendidikan dengan baik. Hingga saat ini bantuan pendidikan Muhammadiyah untuk negeri sudah tersebar hingga seluruh penjuru tanah air.
Hasil Muktamar ke-48 tahun 2022 di Surakarta memberikan mandat kepada Majelis Dikdasmen dan PNF PP Muhammadiyah untuk mewujudkan transformasi pendidikan berbasis Al Islam dan Kemuhammadiyah sebagai karakter utama.
Jadi yang mencirikan pendidikan Muhammadiyah adalah Al Islam dan Kemuhammadiyahan yang holistik dan integratif, menyatu dengan mata pelajaran yang lain.Serta menghasilkan lulusan yang berkemajuan dengan etos pembelajaran sepanjang hayat yang mampu menjawab kebutuhan zaman dengan tata kelola pendidikan yang unggul, berdaya saing global dan industri.
Harapan tersebut akan terwujud berkat peran strategis guru dalam memberikan layanan pendidikan yang berkualitas dalam mengajar. Menjadi guru di Muhammadiyah tentu tidak hanya sekadar mengajar dan mendidik agar bisa baca tulis dan berhitung.
“Lebih dari itu, menjadi guru Muhammadiyah adalah pengabdian kepada agama, persyarikatan, dan bangsa dengan keyakinan kelak anak - anak didik kita akan jadi pemimpin serta melahirkan manusia - manusia yang unggul, beriman, berakhlak mulia, kreatif, mandiri, berdaya saing, dan bertanggung jawab,” jelas Gita.
Untuk mewujudkan pendidikan yang unggul harus memiliki etos guru Muhammadiyah yang handal. Pertama, komitmen. Dimana ada banyak tantangan menjadi guru Muhammadiyah. Mulai dari kondisi sekolah yang beragam, tuntutan orang tua dan masyarakat, hingga godaan PPPK dan sebagainya.
Terlebih guru di Muhammadiyah tidak digaji oleh pemerintah, tetapi persyarikatan melalui amal usaha sesuai dengan kemampuannya. Sehingga terus berupaya agar Amal Usaha Muhammadiyah berkembang pesat.
“Maka, komitmen dan keikhlasan menjadi salah satu kunci agar mewujudkan pendidikan yang berkemajuan,” jelas Gita.
Kedua, wawasan luas dan bagi guru Muhammadiyah wajib untuk memilikinya, baik dalam ilmu agama maupun pengetahuan banyak. Penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada saat ini berperan penting dalam suksesnya pembelajaran di kelas.
Ketiga, integritas. Guru Muhammadiyah harus bersungguh - sungguh dalam mendidik siswa. Perlu menguasai materi pembelajaran secara baik, yang mencakup pembelajaran kurikulum di sekolah. Guru juga harus memiliki kepribadian yang baik, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia.
Keempat, inovatif. Ada ungkapan populer yang menggambarkan bahwa situasi saat ini terjadi kompetisi sekolah atau madrasah yang amat ketat. Daya beli dan standar masyarakat meningkat, sehingga tidak ada pilihan lain bagi sekolah dan madrasah Muhammadiyah selain melakukan inovasi dalam semua hal. Dari tata kelola, pelayanan, manajemen, mutu, hingga branding promosi sekolah. Baik sekolah, madrasah, beserta segenap guru dan karyawan mesti berjuang siang dan malam melakukan inovasi agar semakin maju.
Kelima, kolaborasi. Ini merupakan keniscayaan, guru di sekolah Muhammadiyah perlu terus bekerja sama pihak lain untuk memajukan sekolah dan madrasah. Dengan membangun hubungan harmonis dengan persyarikatan, Perguruan Tinggi Muhammadiyah - ‘Aisyiyah, orang tua, masyarakat, pemerintah, dan stakeholder lainnya.
Melalui peringatan Hari Guru Nasional ini, diharapkan Muhammadiyah merealisasikan pendidikan yang unggul secara bertahap. Muhammadiyah perlu melakukan transformasi pendidikan agar para orang tua yang punya harapan tinggi semakin yakin menyekolahkan putra dan putrinya di sekolah Muhammadiyah, serta harapannya bisa terpenuhi.
Semakin banyak atau meningkat jumlah siswa sekolah dan madrasah Muhammadiyah, maka semakin luas ladang penanaman dan penyemaian benih - benih generasi bangsa dan kader Muhammadiyah di masa depan.
“Selamat Hari Guru Nasional. Semoga para guru Muhammadiyah yang luar biasa di mana pun berada, terutama di Kulon Progo, diberikan kesehatan, kekuatan, kesabaran, kemuliaan untuk terus berbagi dan memberi inspirasi kepada peserta didik,” tandasnya. (*)
Wartawan: Dzikril Firmansyah
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow