Tentang Serangan Fajar, Haedar Nashir: Kultur Buruk di Negeri Tercinta
YOGYA - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir, mengingatkan semua pihak tentang pentingnya mematuhi masa tenang saat Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Haedar berharap agar Pemilu 2024 berlangsung secara bersih dan menghasilkan pemimpin yang benar-benar dipilih oleh rakyat untuk membawa Indonesia ke puncak kejayaan.
Selama masa tenang ini, Haedar menekankan bahwa semua kontestan harus mematuhi aturan yang berlaku, termasuk larangan melakukan kampanye melalui media cetak, media elektronik, media sosial, serta iklan dan reklame lainnya.
Haedar juga menentang praktik 'Serangan Fajar', yang menurutnya merupakan budaya negatif di Indonesia. Dia menekankan perlunya jiwa, etika, dan tindakan yang mulia dalam menghadapi hal ini.
“Serangan Fajar telah menjadi kultur buruk di negeri tercinta ini. Di sinilah pentingnya jiwa, etika, dan tindakan luhur para kontestan, serta seluruh pihak pendukungnya agar Pemilu dilakukan secara bersih,” jelasnya seperti dilansir dari muhammadiyah.or.id.
Menurut Haedar, kontestasi dalam Pemilu adalah ujian bagi martabat dan harga diri bangsa Indonesia. Oleh karena itu, dia mendorong semua pihak untuk melakukan introspeksi dan berusaha keras untuk memperbaiki kondisi bangsa dan negara. Ia kemudian menegaskan pada semua pihak untuk tidak menyiasati aturan yang ada.
“Seluruh pihak harus taat peraturan, setiap pelanggaran ada tindakan hukumnya. Namun kegiatan politik tidak jarang memiliki kecerdikan menyiasati aturan,” tutur Haedar pada Ahad (11/2).
Setelah lima kali mengadakan Pemilu, Haedar berpendapat bahwa bangsa ini seharusnya semakin matang dan bijaksana dalam menghadapi proses politik lima tahunan ini. Belajar dari kesalahan masa lalu menjadi penting bagi Indonesia jika ingin maju ke depan.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow