Tawar, Penyintas Covid-19: Di Balik Musibah Ada Kebaikan yang Muncul
YOGYAKARTA — Saat ini, pandemi Covid-19 memang selalu menjadi momok yang mengkhawatirkan. Namun siapa sangka, terinfeksi virus Covid-19 justru membawa seorang lebih bersyukur dan menjadi pribadi yang senantiasa bisa mengambil hikmah dari setiap yang dialami.
Tawar, S.Si, M.Kom., anggota MPI PP Muhammadiyah, terinfeksi Covid-19 pada Desember 2020. Hal ini kemudian membawa dia menjadi salah satu narasumber dalam acara Muhammadiyah With You Pesantren Muhammadiyah Seri 287 yang diselenggarakan MCCC PWM DIY, Ahad (4/7) secara virtual. Tema yang diangkat adalah Corona Virus Breakthrough. Pada acara tersebut Tawar selaku salah satu LC (Lulusan Covid) ini dihadirkan untuk membagikan ceritanya sebagai penyintas covid-19.
Dalam penyampaiannya di awal Tawar menekankan agar jangan menganggap Covid-19 yang bisa menyerang siapa pun ini sebagai musibah yang tidak terselesaikan akan tetapi menjadikan sebagai rezeki spesial karena seiring dengan berjalannya waktu kesyukuran kita akan lebih ditingkatkan.
Ia bercerita tentang pengalamannya mulai menjelang berangkat ke rumah sakit bermaaf-maafan bersama istri dan keluarga. Kemudian selama 20 harian melakukan isolasi mandiri bersama keluarga di support penuh oleh tetangga lingkungan sekitarnya. Segala kebutuhan dipenuhi. Hal tersebut menurut Tawar melahirkan hikmah tersendiri bahwa di balik musibah yang ia terima ada kebaikan-kebaikan orang-orang di sekitar kita yang muncul.
Selain hikmah, beberapa hal lainnya dipaparkan Tawar tentang pengalamannya berkaitan dengan perjalanan dia sebagai penyintas Covid-19. Dimulai saat tracing, selama di rumah sakit, diagnosis, ikhtiarnya, masa pemulihan, pascasembuh, dan yang terakhir sayonara.
Di bagian slide tracing ia menyebutkan waktu-waktu sebelum kemudian ditetapkan sebagai orang positif covid. Dari tanggal 19 Desember bersama istri melakukan perjalanan ke Semarang, kemudian 20 Desember Blandhong. Hari berikutnya Tawar dan istri gowes di Sayidan, dilanjutkan tadarus dan menemui tamu. Barulah 25 Desember mulai melakukan pemeriksaan di beberapa rumah sakit secara bertahap swab antigen hingga swab PCR.
Pemeriksaan tersebut bukan tanpa alasan. Dilatarbelakangi beberapa gejala yang dialami di antaranya demam, sesak nafas, batuk, pilek, muntah dan diare, nyeri dada dan indra perasa mengalami kekacauan fungsi.
Setelah dinyatakan positif covid akhirnya menjalani perawatan di RSUD Sleman di Morangan. Sekitar 12 hari ia stay, 31 Desember cek In dan 12 Januari sore cek out. Beragam treatment dilakukan.
Di tiga hari pertama yang kebetulan long weekend sempat merasakan sesak nafas berat hingga kemudian diputuskan melakukan rontgen dan pemeriksaan lebih lanjut seperti tekanan darah, saturasi oksigen, tes D Dimer, dan lain-lain.
Selama masa perawatan Tawar diingatkan orang-orang terdekatnya agar makan senantiasa cukup dan gizi terpenuhi. Dalam sehari ia menyebutkan 4-5 kali makan. Selainitu, membaca Al Qur’an juga ia lakukan. Karena di samping sebagai wujud mendekatkan diri kepada Allah, membaca Al Qur’an juga dapat membantu melatih pernafasan agar lebih baik. Dalam 12 hari mampu menyelesaikan 3 juz.
Setelah 12 hari intensif melakukan perawatan selama di RSUD Sleman, akhirnya bisa pulang ke tempat tinggalnya dan melakukan isolasi mandiri bersama keluarga. Aktivitas-aktivitas yang disarankan dalam rangka pemulihan pun dilakukan. Di dalam rumah sekeluarga full prokes, setiap hari melaksanakan work from ome, dan swab PCR mandiri secara berkala hingga 11 kali.
Tawar menyampaikan pesan berharga sebagai wujud syukur dan optimism dalam menjalani hidup. “Kita harus yakin bahwa Allah memberi sakit juga akan memberi kesembuhan,” katanya. (*)
Wartawan: Mayda Dwi
Editor: Heru Prasetya
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow