Tata Kelola Informasi Jadikan Naisyatul Aisyiyah Organisasi Modern

Tata Kelola Informasi Jadikan Naisyatul Aisyiyah Organisasi Modern

Smallest Font
Largest Font

PONTIANAK – Sebagai organisasi otonom Muhammadiyah yang dikenal dengan branding berkemajuan, Nasyiatul Aisyiyah harus menjadi organisasi yang menerapkan tata kelola organisasi secara modern. Modern yang dimaksudkan tidak hanya dalam pemikiran, tetapi juga dalam segala aspek, seperti kemampuan komunikasi, kepemimpinan, dan strategi pengelolaan kader. 

Hal tersebut disampaikan Faiz Rafdhi, anggota Majelis Pendidikan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada workshop bertema “Membangun Strategi Komunikasi untuk Penguatan Organisasi, Profesionalitas, dan Meluaskan Manfaat”. Workshop tersebut menjadi rangkaian agenda Pra Tanwir I Nasyiatul Aisyiyah di Harris Hotel Pontianak, Kamis (11/1). 

Advertisement
Scroll To Continue with Content

“Profesor Yunahar Ilyas almarhum pernah berkata Muhammadiyah itu organisasi tradisional. Artinya, bila yang dimaksud adalah mengikuti tradisi nabi, maka Muhammadiyah adalah organisasi tradisional. Tapi, dalam hal tata kelola organisasi, tentu kita harus menjadi organisasi yang modern,” ujar Faiz. 

Menjadi pemimpin organisasi moderat berkemajuan, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Pertama, pemimpin harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik. “Salah ucap bisa jadi boomerang, bisa jadi yang dipandang salah organisasinya, padahal kekeliruan ada pada person-nya,” sambung Faiz. 

Pemimpin juga harus bisa menjadi sosok mediator dan integrator. Artinya, pemimpin harus bisa menjadi penengah dan menyatukan kepentingan-kepentingan yang ada dalam organisasi. Terpenting, pemimpin harus transformatif atau bisa menciptakan perubahan. Namun, di balik pemimpin yang bisa menciptakan perubahan,  kontinyuitas perlu dimiliki oleh pemimpin. Artinya, program yang  bagus dan nyata-nyata bermanfaat harus berkelanjutan. 

"Kontinuitas ini penting, bisakah siapapun pengganti pemimpinnya, program tetap berjalan?" tanya Faiz pada hampir 50-an peserta yang hadir. 

Syahdara Annisa, salah satu peserta asal DIY menanyakan bagaimana strategi seorang pemimpin untuk menciptakan pembaruan, terlebih bagi kader-kader Nasyiah yang mayoritas berprofesi sebagai pendidik. 

"Kita tahu pendidik dituntut sangat administratif dalam pekerjaannya, sehingga bagaimana caranya agar mereka memiliki bisa berinovasi dan punya semangat pembaharu?" tanyanya. 

Sebagai Rektor Universitas Saintek Muhammadiyah, Faiz lantas mengatakan tata kelola informasi dan teknologi di era saat ini sangat memudahkan urusan administrasi. Packaging program dan publikasi informasi lewat semua media, utamanya media digital adalah strategi yang harus dimanfaatkan. 

Di akhir, Faiz menekankan esensi pemimpin organisasi berkemajuan harus dapat mengubah potensi menjadi energi nyata, mengubah potensi institusi menjadi energi untuk meningkatkan mutu proses dan hasil, mengubah konflik menjadi sinergi, dari kompleksitas manajemen menuju pembelajaran organisasi, serta perubahan menuju kematangan. 

"Jangan merasa paling hebat di dalam lingkungan internal sendiri. Kita tidak bisa maju kalau tidak bisa menciptakan persaingan," pungkas Faiz. 

Berita ini diterima mediamu.com dari Media Center Tanwir NA

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow