Talkshow Entrepreneur Perempuan: Perlu Ditumbuhkan Mental Bisnis Berani Ambil Risiko
YOGYA – Ketua PP ‘Aisyiyah, Dra. Hj. Latifah Iskandar, mengungkapkan bahwa tantangan pandemi Covid-19 mendorong warga ‘Aisyiyah berubah dan berbenah agar semakin kreatif dalam berbisnis. Menurut data, aktivis dan anggota ‘Aisyiyah sudah malang melintang di pemberdayaan, termasuk pemberdayaan ekonomi.
Penegasan itu disampaikan dalam talkshow “Entrepreneur Perempuan” di Extension, Malioboro Mall Yogyakarta, Ahad (5/12). Merupakan rangkaian UKM Expo ‘Aisyiyah 2021 yang berlangsung tiga hari (Jum’at-Ahad, 3-5/12). Selain Latifah, talkshow juga menghadirkan narasumber H. Taufik Ridwan, Ketua Jaringan Saudagar Muhammadiyah (JSM) MEK PWM DIY.
Lebih lanjut Latifah mengatakan, perempuan ‘Aisyiyah perlu mengetahui hal-hal yang sifatnya makro tentang situasi negara dan kondisi global. Terdapat tiga hal pokok yang perlu dilakukan.
- Pertama, meningkatkan kualitas keterampilan seperti pelatihan ecoprint atau produk handmade
- Kedua, meningkatkan kompetensi dalam berbisnis. Salah satu bentuknya adalah pengadaan pelatihan media sosial untuk publikasi produk usaha. Tidak sedikit ranting ‘Aisyiyah yang memanfaatkan grup WhatsApp sebagai wadah jual beli secara digital.
- Ketiga, meningkatkan produktivitas. Para ibu entrepreneur punya semangat terus bergerak, berani menghadapi tantangan, serta berbisnis secara kreatif. Mental berbisnis yang berani mengambil risiko perlu ditumbuhkan. “Sing jenenge bakul, kuwi mesti ora wedi,” tegasnya.
Sementara itu, Taufik Ridwan mengawali materi dengan challenge kepada audiens untuk menjadi yang paling cepat menghubunginya melalui WhatsApp.
Kegiatan interaktif itu menjadi santapan pembuka yang mengantarkan pada pembahasan tentang betapa pentingnya teknologi sebagai pendukung bisnis. Gadget dengan beragam aplikasinya akan sangat membantu bila dimanfaatkan.
“Jempolmu adalah uang,” tuturnya untuk menjelaskan bagaimana aktivitas seseorang di media sosial dapat membantu lebih produktif.
Taufik juga menampik kata-kata berbunyi “belajar di waktu tua bagaikan menulis di atas air’, yang mudah hilang disapu aliran air. Dengan spontan, ia mengatakan, “Itu Hoax”. Karena menurutnya, siapapun bisa belajar kapanpun dan dimanapun.
Kalimatnya memotivasi para audiens untuk lebih percaya diri belajar tentang teknologi. Selama ini, menjadi momok bagi emak-emak yang memilih dibilang gaptek (gagap teknologi). “Apapun bentuk dagangannya, bisa didokumentasi sendiri, nggak perlu bantuan orang lain,” kata Taufik yang juga owner resto KopiKuden. (*)
Wartawan: Ahimsa W. Swadeshi
Editor: Heru Prasetya
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow