SMK Muhammadiyah 2 Turi Adakan Pelatihan Pembuatan Kompos
SLEMAN – SMK Muhammadiyah 2 Turi, Sleman, mengadakan serangkaian acara Sosialisasi UKS, Perilaku Hidup Sehat dan Bersih setiap Kamis sebanyak 5 kali dengan berbagai materi dan nara sumber yang kompeten. Kamis (16/9) materinya adalah “Klinik Solutif dan Sosialisasi SPAB dan Pembuatan Kompos” di aula sekolah.
Pemateri, dr. Imam Fajri, M.M., yang memaparkan materi terapi sinar pasca Covid-19 bagi para penyintas sehingga akan lebih optimal dalam proses penyembuhan. Pada kesempatan itu juga ditawarkan khitan dengan laser secara gratis untuk 2 warga sekitar secara gratis tiap Jum’at di klinik SMKM 2 Turi.
Menurut Purwati, S.Pd., M.Si, Kepala SMKM 2 Turi, sekolahnya dengan spesialisasi SMK Kesehatan terletak di Jalan Turi-Tempel KM 3,5 Ngablak, Bangunkerto, Turi, Sleman. Sekolah ini banyak menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Sehingga, selain memperoleh ilmu dan keterampilan di sekolah, siswa juga diharapkan memiliki kecakapan tambahan yang bermanfaat dalam hidupnya.
Sementara itu Dr. Agus Nugroho Setiawan dari Program Studi Agroteknologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menyampaikan materi pengelolaan sampah organik dan pembuatan kompos skala rumah tangga.
Ia menjelaskan, proses alam terutama aktivitas manusia menghasilkan sampah/limbah yang jika tidak ada aksi atau tindakan lebih lanjut dalam penanganan sampah, jumlahnya terus meningkat hingga 70 % di tahun 2050 (World Bank) .
“Sampah di TPA yang semakin bertambah, didominasi sampah organik (60%) termasuk di dalamnya sisa-sisa makanan,” kata Agus Nugroho.
Kompos adalah pupuk campuran yang terdiri atas bahan organik (seperti daun dan jerami yang membusuk) dan kotoran hewan. Untuk membuat pupuk kompos diperlukan bahan baku berupa bahan organik dan organisme pengurai yang dapat berupa mikroorganisme ataupun makroorganisme.
Teknologi pengomposan dikembangkan dari proses penguraian bahan organik yang terjadi di alam bebas. Manusia memodifikasi proses sehingga dapat dilakukan dalam waktu lebih singkat. Salah satu langkah bijak yang bisa dilakukan adalah mengolah sampah organik menjadi pupuk organik, agar tidak berakhir di TPA atau hilang sia-sia menjadi abu. (*)
Koresponden : Arief Hartanto
Editor: Heru Prasetya
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow