Sinau Basa Jawa, PWPM DIY Jadi Pelopor dan Pelangsung Budaya Jawa
YOGYA - Bidang Seni Budaya, Olahraga, dan Pariwisata (SBOP) PW Pemuda Muhammadiyah bersama dengan Lembaga Seni Budaya (LSB) PWM DI Yogyakarta mengadakan Sinau Basa Jawa Ing Sasi Pasa, pada Selasa (20/3) di Aula Gedung Muhammadiyah DIY.
Sesuai namanya, di kegiatan ini para peserta belajar Bahasa Jawa bersama untuk acara-acara formal. Di sini, peserta mendapatkan materi untuk pranatacara, pambagyo harjo, dan sesorah (pidato). Dengan lancar berbahasa Jawa di acara-acara formal dan keseharian, budaya dan bahasa Jawa akan terlestarikan dan terus terjaga keberadaannya.
“Melalui pelatihan ini, kita akan memperkenalkan dan mengasah kembali kemampuan berbahasa Jawa,” kata Wakil Ketua PWPM DIY bidang SBOP, M. Afif Jerusalem.
Selain itu, pelatihan ini juga akan menjadi wadah untuk memahami nilai-nilai budaya yang terkandung dalam bahasa Jawa, seperti sopan santun, gotong royong, dan kearifan lokal lainnya.
“Dengan memahami dan menginternalisasi nilai-nilai ini, Pemuda Muhammadiyah dapat menjadi agen perubahan yang membawa semangat kebudayaan Jawa ke dalam berbagai aspek kehidupan,” lanjut Afif.
Sinau ini bukan hanya untuk menguasai bahasa Jawa secara teknis, tetapi juga untuk mendorong partisipasi aktif dalam kegiatan budaya lokal, seperti wayang, tari, musik tradisional, dan lain-lain.
Dengan demikian, Pemuda Muhammadiyah tidak hanya menjadi pengamat pasif, tetapi juga menjadi pelaku aktif dalam melestarikan dan menghidupkan kembali kebudayaan Jawa yang kaya akan sejarah dan makna.
Sinau Basa Jawa dibersamai oleh Ketua LSB PWM DIY, Dian Korprianing Nugraha, M.Pd. yang memberikan pengantar tentang Bahasa Jawa dalam pranatacara, pambagyo harjo, dan sesorah. Setelah pengantar, sinau akan dilanjutkan 3 kali, pada tanggal 21, 26, dan 28 Maret 2024 untuk praktek.
Dian juga memberikan tips penting supaya lancar berbahasa Jawa di kegiatan-kegiatan penting, yaitu berani, yakin, dan belajar.
“Satu lagi yang terpenting adalah jam terbang, Ini sangat penting untuk bisa mengisi acara di masyarakat. Kalo sering belajar tapi tak mau praktek, akan percuma. Kalau tidak dipraktikkan, apa yang dipelajari tidak akan tersampaikan.karena grogi,” jelas Dian.
Sekretaris PWPM DIY periode 2018-2022 itu turut mengapresiasi diadakannya sinau Bahasa Jawa. Kegiatan ini sangat diperlukan untuk mendukung dakwah Muhammadiyah di masyarakat dengan menggunakan budaya.
“(Kegiatan ini) perlu ditingkatkan dan dimasukkan agar dakwah Muhammadiyah bisa masuk ke akar rumput dengan budaya, menggunakan bahasa Jawa. Kalau kita bisa interaksi dengan masyarakat menggunakan bahasa mereka, maka dakwah Muhammadiyah akan bisa diterima,” tandas Dian.
Dengan adanya Sinau Bahasa Jawa ini, diharapkan dapat menjadi tonggak awal dalam perjalanan Pemuda Muhammadiyah untuk menjadi pelopor dan pelangsung budaya Jawa di DI Yogyakarta. (*)
Wartawan: Dzikril Firmansyah
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow