Saad Ibrahim: Konsep Kepemimpinan itu Melanjutkan Misi Kenabian

Saad Ibrahim: Konsep Kepemimpinan itu Melanjutkan Misi Kenabian

Smallest Font
Largest Font

BOGOR - Menurut Ketua PP Muhammadiyah, KH Saad Ibrahim, konsep kepemimpinan dalam Islam dikenal sebagai al-imamah, yang dipahami sebagai jabatan untuk melanjutkan misi kenabian. Saad Ibrahim mengambil inspirasi dari pemikiran cendekiawan Islam Abad Pertengahan, Abu al-Hasan al-Mawardi, yang diungkapkan dalam kitabnya al-Ahkam al-Sulthaniyah wa al-Wilayat al-Diniyah.

Dalam acara Baitul Arqom Pimpinan dan Pembinaan Ideopolitor Muhammadiyah Kota Depok pada Sabtu (2/12) di BBGP Banten, Parung, Bogor, Saad Ibrahim menjelaskan bahwa misi al-imamah ini mengandung semangat untuk mempertahankan agama dalam konteks kehidupan sosial dan negara.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Saad Ibrahim juga menyoroti konsep kepemimpinan Islam yang mencakup siyasah, yang berkaitan dengan upaya mengendalikan dan mengelola urusan duniawi agar berjalan seimbang. Menurutnya, penting untuk menjaga keseimbangan antara kelompok yang memiliki dan yang tidak memiliki. Pimpinan Muhammadiyah diharapkan memiliki keberpihakan terhadap kaum yang lemah atau mustadhafin.

Dalam konteks Muhammadiyah, Saad Ibrahim menggambarkan bahwa pengajian bukanlah sekadar kegiatan belajar yang berakhir pada satu titik. Ia menekankan pentingnya beralih dari teori ke praktik dengan menyatakan bahwa Muhammadiyah "tidak hanya membaca, tapi juga bertindak." Artinya, setelah memperoleh pengetahuan, langkah selanjutnya adalah mengimplementasikannya dalam tindakan nyata.

Saad juga menekankan pentingnya memiliki pemikiran yang besar. Baginya, posisi seseorang ditentukan oleh kehendaknya sendiri. Jika seseorang memiliki tekad besar, maka posisinya juga akan besar. Oleh karena itu, dalam memimpin Muhammadiyah, Saad menekankan perlunya memiliki pemikiran yang besar agar dapat memimpin organisasi tersebut dengan efektif.

Dengan tegas, Saad Ibrahim menyampaikan pesan kepada para peserta agar memiliki pemikiran yang besar. Baginya, cara berpikir kita menentukan takdir kita. Dalam konteks kepemimpinan Muhammadiyah, memiliki pikiran besar dianggap sebagai prasyarat mutlak untuk memahami dan memimpin organisasi yang besar dan berpengaruh dalam kehidupan beragama dan sosial.

sumber: muhammadiyah.or.id

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow