Perpaduan Agama dan Sains Jadikan Pendidikan Islam Berkemajuan
SRAGEN - Prof. Robert W. Hefner menuturkan bahwa pendidikan Islam terbaik di dunia saat ini berasal dari Muhammadiyah, sebuah organisasi Islam yang tumbuh dan berkembang di Indonesia untuk skala global.
Pernyataan tersebut mengundang kejutan dari berbagai pihak, termasuk Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Kiai Saad Ibrahim. Meskipun Indonesia bukan tempat asal Islam, model pendidikan integratif yang diperkenalkan oleh Muhammadiyah di Indonesia diakui sebagai yang terbaik.
Dalam pertemuan dengan wali santri SMA Trensains Muhammadiyah Sragen pada Sabtu (16/12), Kiai Saad menyampaikan bahwa selama ini banyak orang beranggapan bahwa pendidikan Islam terbaik berasal dari Timur Tengah.
Mengutip pendapat Robert Hefner, Kiai Saad menjelaskan bahwa pendidikan di Muhammadiyah dianggap sebagai yang terbaik karena berhasil menggabungkan dimensi agama dan sains.
Dalam konteks dialektika ilmu, terdapat tiga tahap yaitu tesis, antitesis, dan sintesis. Kiai Saad menekankan bahwa pendidikan di Muhammadiyah merupakan bagian dari tahap sintesis - penyatuan antara agama dan sains, serta sains dan agama.
Sejarah peradaban dunia mencatat adanya pertentangan antara sains dan agama, terutama setelah kejayaan Islam di mana agama dan sains saling menolak. Namun, Kiai Saad menekankan bahwa dalam Islam, tidak ada penolakan terhadap sains oleh agama.
“Tapi dalam konteks Islam itu tidak ada agama menolak sains, dan sains yang dibangun dalam dunia Islam itu justru sekali lagi memperkuat posisi agama,” tuturnya dilansir dari muhammadiyah.or.id.
Dia menyoroti bahwa ketika agama terlalu dominan, sains menjadi terhambat dalam perkembangannya. Namun, dalam konteks Islam, perpaduan antara agama dan sains di Muhammadiyah menghasilkan kemajuan positif, memperkuat kembali hubungan antara keduanya.
Wartawan: Fatan Asshidqi
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow