PENYAIR, MERAYAKAN KEBAHAGIAAN DENGAN 70 PUISI

PENYAIR, MERAYAKAN KEBAHAGIAAN DENGAN 70 PUISI

Smallest Font
Largest Font

BANTUL — Merayakan hari bahagia, bagi seorang Jabrohim “penyair motivator” adalah bertabur pembacaan puisi.Banyak tokoh yang hadir membacakan puisi karyanya dengan gaya berbeda. Bahkan dia terbitkan 70 puisi dalam sebuah buku “Muhasabah Tujuh Puluh” dengan  yang penuh “melati”—sebagai gambaran peran sang istri yang telah tiada.

Germis malam sewaktu milad 70 tahun Drs H Jabrohim dirayakan kemarin (ahad 25 desember 2022) tidak menyurutkan semangat 70 orang yang hadir di warunk Kopikuden Piyungan, bahkan kepada tamu  dibagikan buku buku yang pernah ditulis mantan dosen UAD yang juga pengurus LSBO Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu, menjadi pembeda. Penyair memang harus mendokumentasikan karyanya dalam buku atau media yang orang bisa membacanya.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Kata jabrohim makna puisi dapat ditangkap oleh pembaca ketika penyair mengekspresikan melalui Bahasa secara puitik. “ekspresi dan interprestasi dimungkinkan terbangun jika ada keselarasan antara Bahasa dan pikiran bersifar parsial” kata Jabrohim.

Maka ketika Drs H Sahari Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bantul membaca puisi secara ekspresif pun dinilai penuh mana yang berbeda. Pecara puisi lain, Mustofa W Hasyim, Elly Mahfuzh, Mahyudin Al Mudra, Prof.DR Totok ,Agus Amrullah, Musikalisasi puisis oleh Guru SMA N 11 Edy Widyanto Hidayat dan peusik sastra  Sigit Baskara 

Mahyudin Al Mudra ketua Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu mengakui keberadaan Pak Jabrohim sebagai penyair pendorong agar para seniman dan sastrawan muda berani tampil dan membuka cakrawala. Maka, ketika pak jab mendirikan komunitas satrawan Mayarakat Poetika Indonesia (MPI) pun banyak tokoh sangat mendudkung dan terlibat dalam berbagai diskusi tentang pentingnya karya sastra dipublikasi dan dinikmati khalayak ramai diantaranya Emha Ainun Nadjib, Ragil Suwarno P, Prof.DR Suminto A Sayuti, Ahmadun Yosi Herfanda, Teguh Ranusastra A dll. “mereka sangaat antusias membicarakan karya sastra untuk kehidupan” kata Mahyudin.

Menurut Sigit Baskara yang mengaransement puisi  Melati sangat tersentuh bagaimana peran istri Pak Jabrohim almarhumah Alifiah dalam perjalanan kepenyairan seorang dosen.Ke mapaun, kata Sigit Baskara yang dikenal sebagai musikus Pancasila ini, almatrhumah selalu mendampingi dan memotivasi proses kepenyairan seorang Jabrohim “terlebih saat setelah pension sebagai guru, almarhumah selalu menyertai pak jab keliling Indonesia dalam memotivasi agar selutuh masyarakat melek terhadap karya satra, dan almarhumah ikut membiayai sendiri perjalanan itu” kata Sigir.

Malam Muhasabah Tujuh puluh menjadi lebih bermakna sebagai semangat dan tidak ada kata pension alias berhenti berkarya ketika Maestro kaligrafi Internasonal Syaiful Adnan memberi hadiah lukisan bertuliskan berlafadz : bissmillahirrokhmanirrokhiem. Kata Syaiful Adnan, sengaja dia berikan kaligrafinya itu sebagai penyemangat untuk tetap hebat walau sudah berusiamelebihi Rosulullah Muhammad SAW. POkoknya, bissmillah.

Tujuh puluh tahun , tetap semangat berkarya walau apapun yang terjadi. Penyair Jabrohim tanpa ditemani melati melangkah menuju arah yang lebih abadi. Para Penyair memberi tepuk tangan sebagai penghormatan datas dedikasi dan semangat seorang Jabrohim.

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow