News

News

MediaMU.COM

Apr 28, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang
Breaking
Timnas U-23 Indonesia Kalahkan Korsel di Piala Asia, PP Muhammadiyah Beri Apresiasi Menang Lewat Adu Penalti lawan Korsel, Indonesia Satu Kaki Menuju Olimpiade 2024 Babak I Perempat Final Piala Asia U-23: Indonesia Unggul 2-1 atas Korea Selatan Inilah Doa untuk Mengharap Kemenangan Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia PP Muhammadiyah Apresiasi Sikap Kenegarawanan Anies dan Ganjar Haedar Nashir: Indonesia Harus Dibangun dengan Pemikiran Moderasi dan Multi Perspektif Pasca Putusan MK, Abdul Mu'ti Apresiasi Sikap Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud FLC PWM DIY dan SDN Karangsari Kolaborasi Tingkatkan Motivasi Belajar Anwar Abbas Harap Muhammadiyah-NU Bersatu Hadapi Peralihan Peradaban Ketum PP Pemuda Muhammadiyah Minta Semua Pihak Hormati Putusan MK Inilah Makna Syawalan Bagi Cabang Ranting dan Masjid Berkemajuan Sukses di DPD RI, PWM DIY Siapkan Kader-kader Terbaiknya di Pilkada Serentak 300 Warga Muhammadiyah Ngaglik Hadiri Syawalan, Siap Bangun SMP Muhammadiyah yang Pertama Timnas U-23 Menang Lawan Australia Berkat Mahasiswa Muhammadiyah, Inilah Komentar Syauqi Soeratno Dukung Timnas U-23 di Piala Asia, PP Muhammadiyah Gelar Nonton Bareng Ragam Cerita Posko Mudikmu Tempel: Insiden Minibus dan Evakuasi Pemudik Terlantar Haedar Nashir: Puasa Ramadan Memberikan Nilai Tengahan Bagi Umat Muslim Alumni Sekolah Muhammadiyah Harus Punya Nilai Lebih Dan Beda Video Pendeta Gilbert Viral dan Tuai Polemik, Ini Respons Sekum PP Muhammadiyah Agus Taufiqurrahman: RS Muhammadiyah Berazaskan Kasih Sayang, Berpihak Pada Dhuafa

PENYAIR, MERAYAKAN KEBAHAGIAAN DENGAN 70 PUISI

BANTUL — Merayakan hari bahagia, bagi seorang Jabrohim “penyair motivator” adalah bertabur pembacaan puisi.Banyak tokoh yang hadir membacakan puisi karyanya dengan gaya berbeda. Bahkan dia terbitkan 70 puisi dalam sebuah buku “Muhasabah Tujuh Puluh” dengan  yang penuh “melati”—sebagai gambaran peran sang istri yang telah tiada.

Germis malam sewaktu milad 70 tahun Drs H Jabrohim dirayakan kemarin (ahad 25 desember 2022) tidak menyurutkan semangat 70 orang yang hadir di warunk Kopikuden Piyungan, bahkan kepada tamu  dibagikan buku buku yang pernah ditulis mantan dosen UAD yang juga pengurus LSBO Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu, menjadi pembeda. Penyair memang harus mendokumentasikan karyanya dalam buku atau media yang orang bisa membacanya.

Kata jabrohim makna puisi dapat ditangkap oleh pembaca ketika penyair mengekspresikan melalui Bahasa secara puitik. “ekspresi dan interprestasi dimungkinkan terbangun jika ada keselarasan antara Bahasa dan pikiran bersifar parsial” kata Jabrohim.

Maka ketika Drs H Sahari Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bantul membaca puisi secara ekspresif pun dinilai penuh mana yang berbeda. Pecara puisi lain, Mustofa W Hasyim, Elly Mahfuzh, Mahyudin Al Mudra, Prof.DR Totok ,Agus Amrullah, Musikalisasi puisis oleh Guru SMA N 11 Edy Widyanto Hidayat dan peusik sastra  Sigit Baskara 

Mahyudin Al Mudra ketua Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu mengakui keberadaan Pak Jabrohim sebagai penyair pendorong agar para seniman dan sastrawan muda berani tampil dan membuka cakrawala. Maka, ketika pak jab mendirikan komunitas satrawan Mayarakat Poetika Indonesia (MPI) pun banyak tokoh sangat mendudkung dan terlibat dalam berbagai diskusi tentang pentingnya karya sastra dipublikasi dan dinikmati khalayak ramai diantaranya Emha Ainun Nadjib, Ragil Suwarno P, Prof.DR Suminto A Sayuti, Ahmadun Yosi Herfanda, Teguh Ranusastra A dll. “mereka sangaat antusias membicarakan karya sastra untuk kehidupan” kata Mahyudin.

Menurut Sigit Baskara yang mengaransement puisi  Melati sangat tersentuh bagaimana peran istri Pak Jabrohim almarhumah Alifiah dalam perjalanan kepenyairan seorang dosen.Ke mapaun, kata Sigit Baskara yang dikenal sebagai musikus Pancasila ini, almatrhumah selalu mendampingi dan memotivasi proses kepenyairan seorang Jabrohim “terlebih saat setelah pension sebagai guru, almarhumah selalu menyertai pak jab keliling Indonesia dalam memotivasi agar selutuh masyarakat melek terhadap karya satra, dan almarhumah ikut membiayai sendiri perjalanan itu” kata Sigir.

Malam Muhasabah Tujuh puluh menjadi lebih bermakna sebagai semangat dan tidak ada kata pension alias berhenti berkarya ketika Maestro kaligrafi Internasonal Syaiful Adnan memberi hadiah lukisan bertuliskan berlafadz : bissmillahirrokhmanirrokhiem. Kata Syaiful Adnan, sengaja dia berikan kaligrafinya itu sebagai penyemangat untuk tetap hebat walau sudah berusiamelebihi Rosulullah Muhammad SAW. POkoknya, bissmillah.

Tujuh puluh tahun , tetap semangat berkarya walau apapun yang terjadi. Penyair Jabrohim tanpa ditemani melati melangkah menuju arah yang lebih abadi. Para Penyair memberi tepuk tangan sebagai penghormatan datas dedikasi dan semangat seorang Jabrohim.

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here