PCIM Thailand Terbentuk, Jembatan Dakwah Berkemajuan yang Adaptif

PCIM Thailand Terbentuk, Jembatan Dakwah Berkemajuan yang Adaptif

Smallest Font
Largest Font

THAILAND — Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengeluarkan surat keputusan pembentukan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Thailand. Dalam rilis yang diterima mediamu.com, Sabtu 12 Juni 2021, disebutkan bahwa terbentuknya PCIM itu didahului musyawarah cabang pembentukan PCIM pada pertengahan Maret 2021. Surat keputusan PP Muhammadiyah ditandatangi Ketua Umum Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si.

Gagasan mendirikan PCIM dilakukan diaspora Indonesia di Thailand yang bernaung di bawah Muhammadiyah serta simpatisan yang tertarik melakukan dakwah berkemajuan. Sejumlah mahasiswa yang sedang melanjutkan studi di Thailand, tenaga pengajar, serta WNI lainnya antusias menyambut hadirnya PCIM. Diharapkan kehadiran PCIM Thailand dapat menjadi jembatan dakwah berkemajuan yang adaptif di era disruptif saat ini.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

“Beberapa program dalam lingkup dakwah juga dilakukan dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia, mengingat tidak memungkinkan dilakukan secara sit-in saat ini. Dakwah tidak selalu berkaitan dengan ceramah keagamaan. Beberapa agenda seperti sosialisasi beasiswa juga termasuk dalam dakwah berkemajuan,” jelas Suparman, Ketua Majelis Keilmuan dan Pengembangan Kader PCIM Thailand.

Hal senada disampaikan Chandra Kurnia Setiawan, Ketua PCIM Thailand, melalui kanal muhammadiyah.or.id. Ada beberapa program strategis yang disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan sudah direncanakan.

“Diskusi keilmuan, kajian tematik, sosialisasi beasiswa, inisiasi kerja sama baik ke institusi di Thailand ataupun Indonesia menjadi program unggulan kami. Bahkan sebelum program ini kami launching, sudah ada beberapa institusi di Indonesia menyatakan kesediaannya melaksanakan kerjasama strategis,” tutur Chandra.

Salah satu dasar pemikiran dibentuknya PCIM Thailand adalah refleksi sejarah masuknya Muhammadiyah di Thailand. Hubungan baik dan mesra Muhammadiyah dengan Thailand sudah terjalin lama. Muhammadiyah sudah masuk negeri tetangga ini pada kisaran tahun 1930, atau mungkin sebelum itu.

Dikutip dari tribunnews.com, cucu KH. Ahmad Dahlan, Ibu Aminah Dahlan menceritakan perjuangan dakwah sang ayah dalam wawancaranya bersama Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Bangkok. “Ayah saya Pak Irfan Dahlan, masuk Thailand sekitar tahun 1930. Setelah selesai sekolah di Lahore, pada waktu itu menjadi asisten dokter, membantu seorang dokter warga negara India,” papar Ibu Aminah.

Beberapa hal menarik juga patut menjadi perhatian terkait hubungan Muhammadiyah dengan institusi pendidikan di Thailand saat ini. Sebelumnya, diketahui bahwa telah didirikan organsasi Muhammadiyah di Thailand yang berpusat di Provinsi Yala, Thailand bagian selatan. Selain itu, tidak sedikit mahasiswa, alumni, dan tenaga pengajar di kampus Muhammadiyah yang melanjutkan studi di kampus-kampus di Thailand. Sebagai contoh, di Khon Kaen University menurut data 2019, setidaknya lebih dari 50 % mahasiswa Indonesia yang berkuliah di KKU adalah berasal dari kampus-kampus Muhammadiyah di Indonesia.

Mengacu kepada sejarah dan hubungan baik tersebut, hadirnya PCIM bisa menjadi jembatan untuk lebih mempererat hubungan mesra. Juga diharapkan menjadi wadah perjuangan dan rumah bagi warga ataupun simpatisan persyarikatan di Thailand, menjadi penyambung lidah dan tangan setiap putusan di pusat sehingga dapat disampaikan secara resmi.

Saat ini tidak sedikit mahasiswa Thailand baik sedang belajar maupun sudah menjadi alumni di kampus-kampus Muhammadiyah di Indonesia. Sehingga dengan adanya PCIM Thailand, komunikasi dan hubungan mesra ini dapat berjalan secara long lasting relationship. (*)


Berita dikirim Haiyudi, Kepala Majelis Hubungan Luar Negeri PCIM Thailand.

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow