Muktamar Muhammadiyah ke – 48, Momentum untuk Saling Membantu Antar Pimpinan
YOGYAKARTA – Sidang Pleno I Muktamar Muhammadiyah ke – 48 telah digelar secara daring, pada Sabtu (5/11). Agenda utama pada sidang tersebut adalah tanggapan terhadap materi muktamar dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) se-Indonesia.
Pada sidang yang digelar secara daring ini, PWM se-Indonesia mengikutinya di wilayah masing – masing, termasuk PWM DI Yogyakarta mengikuti Pleno I Muktamar ke-48 di Aula Gedung Dakwah Muhammadiyah DIY.
Semua wilayah dan organisasi otonom tingkat pusat menanggapi laporan dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2015 – 2020/2022. Ada yang mengapresiasi dan menghargai, di samping juga ada yang bertanya dan memberi masukan untuk Pimpinan Pusat periode berikutnya.
Salah satu yang disorot terkait jumlah pimpinan terpilih di tingkat pusat diusulkan agar bisa ditambah. Hal ini dengan pertimbangan tantangan Muhammadiyah di masa depan yang semakin berat.
“Karena (tantangan) Muhammadiyah ke depan itu berat, maka jumlah Pimpinan yang dipilih diusulkan agar bisa ditambah, walaupun dari AD/ART memberikan keleluasaan,” jelas Wakil Ketua PWM DIY Untung Cahyono setelah mengisi Baitul Arqam SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta, pada Hari Ahad (6/11).
Untung juga menjelaskan bahwa Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu berjumlah sekurang-kurangnya 13 orang, jadi sangat memungkinkan untuk ditambah menjadi 15 atau 17 orang. “Tapi, kalau sudah diketok di tata tertib, jadi tidak bisa,” lanjut Untung.
Ia juga sangat mengapresiasi dinamika yang terjadi pada Pleno I, dimana para peserta mengajukan berbagai persoalan dakwah yang dihadapi dan mengusulkan kepada Muhammadiyah agar lebih aktif, kritis, dan memahami persoalan yang muncul.
“Sekaligus juga (Muhammadiyah) mampu meningkatkan perannya, sehingga beragam masalah itu diharapkan dapat teratasi oleh kepemimpinan Muhammadiyah di masa depan,” ujar Untung.
Pada momentum Muktamar ini juga diharapkan wilayah, daerah, dan amal usaha yang relatif masih kecil atau belum kuat bisa saling bersinergi dan membantu satu sama lain. Sedangkan, yang sudah kuat dan besar bisa membantu mereka, sehingga pada saatnya akan menjadi kuat dan besar untuk mampu memberikan kontribusi yang besar untuk persyarikatan, umat, dan bangsa. (*)
Wartawan: Dzikril Firmansyah
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow