ads
Muhammadiyah Tidak Pernah Meminta Jabatan, Tapi Akan Dijalankan Sebaik-baiknya Jika Ditunjuk

Muhammadiyah Tidak Pernah Meminta Jabatan, Tapi Akan Dijalankan Sebaik-baiknya Jika Ditunjuk

Smallest Font
Largest Font

SURAKARTA - Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, dr. Agus Taufiqurrahman , Sp.S., M.Kes. menyebut kalau Muhammadiyah tidak pernah minta jabatan, apalagi jatah menteri. Tetapi, jika ditunjuk maka akan menjalankan sebaik-baiknya.

Hal itu disampaikannya pada Sabtu (20/4) dalam Silaturahmi Halal Bihalal 1445 H Keluarga Besar Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) di Gedung Auditorium Mohammad Djazman UMS.

Advertisement
ads
Scroll To Continue with Content

Di hadapan Pejabat Rektorat UMS dan Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, dr. Agus menyebut UMS sebagai “sekolah magang rektor”, sebab dari sini berhasil melahirkan rektor-rektor yang memimpin beberapa Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan 'Aisyiyah.

Berbeda dengan UMS, kata dr. Agus, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) justru disebut sebagai “universitas magang menteri,” karena dua rektor asal UMM telah menjadi menteri. Seperti, Prof. Abdul Malik Fadjar dan Prof. Muhadjir Effendy. Uniknya lagi, keduanya pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan.

“Kalau ditanyakan, (apakah) Muhammadiyah tidak punya menteri? Karena kita bukan tim sukses, jadi tidak punya menteri. Tapi kalau ditunjuk menjadi menteri insyaallah Muhammadiyah selalu menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya,” katanya.

Sementara itu, terkait dengan pesan ceramah halal bihalal, dr. Agus berpesan supaya warga Muhammadiyah dalam kehidupan sosial tidak boleh menjadi Pak Raden dan Pak Ogah, tokoh di serial Si Unyil. Menurutnya, warga Muhammadiyah dalam kehidupan sosial tidak boleh seperti Pak Raden yang kaya harta, tapi anti sosial, serta pelit. Setiap diajak gotong royong dia selalu punya alasan untuk menolak dengan berbagai dalih.

Warga Muhammadiyah juga tidak boleh seperti Pak Ogah, sosok pemalas yang juga miskin. Melainkan warga Muhammadiyah harus menjadi antitesis dari kedua sosok antagonis tersebut, sehingga tidak dibenci oleh masyarakat.

Maka pada kesempatan Bulan Syawal ini harus menjadi momentum memperbaiki diri, khususnya warga Muhammadiyah dan seluruh umat Islam lainnya. Perbaikan diri yang dimaksud dr. Agus tidak hanya bermanfaat bagi pribadi, tapi pada seluruh alam.

"Dalam pemahaman Tasawuf, awal ramadan ditandai dengan pembuangan yang kotor dari diri, kemudian diri diisi dengan semua yang baik, maka pada akhir ramadan semoga hasilnya adalah kenaikan derajat muslim," harap dr. Agus. (*)

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow