Muhammadiyah Tetap Solid dan Komitmen Peduli Lingkungan
SURAKARTA – Sejak berdiri pada 18 November 1912 M, Persyarikatan Muhammadiyah telah terlibat dalam masalah lingkungan. Bahkan hingga saat ini, Muhammadiyah tetap berkomitmen untuk peduli terhadap lingkungan hidup.
Kepastian ini ditegaskan langsung oleh Wakil Ketua Majelis Lingkungan Hidup (MLH) PP Muhammadiyah, Hening Parlan dalam Jambore Media AfiliasiMu, Ahad (25/8) di Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Dalam materinya, Hening memaparkan pada awal berdirinya, Muhammadiyah tidak menyatakan secara eksplisit bahwa mereka akan terlibat dalam pekerjaan lingkungan. Namun, beberapa program Muhammadiyah berfokus pada masalah lingkungan.
Ini ditunjukkan oleh komitmen awal Muhammadiyah sebagai lembaga Islam untuk membentuk PKO (Penolong Kesengsaraan Oemoem). Peduli Komunitas (PKO) dimulai dengan membantu korban letusan Gunung Kelud pada tahun 1918.
“Muhammadiyah menggunakan tema lingkungan dalam pertemuan resminya dari tahun 1920 hingga 1930. Ini dilakukan pada muktamar di Jawa Tengah dan Sumatera Barat serta Pertemuan Nasional di Aceh,” papar Hening. Pada pertemuan-pertemuan ini, Muhammadiyah menggunakan gambar-gambar yang menggambarkan lingkungan, seperti pohon, burung, perkampungan, sawah, dan hutan.
Muhammadiyah mengadakan Muktamar ke-38 di Ujung Pandang (sekarang Makassar) pada tahun 1971. Ada banyak nilai yang berbeda tentang kesehatan lingkungan dalam bidang kesehatan. Muhammadiyah sudah memperhatikan masalah ini pada tahun 1971.
Pada Muktamar ke-41 tahun 1985. Muhammadiyah kembali memasukkan masalah kesehatan lingkungan dalam keputusan muktamar mereka. Lima tahun kemudian, juga memasukkan isu lingkungan, membahas mengenai kemajuan IPTEK yang tidak cukup dilihat melalui kemanfaatannya, tetapi juga dampak negatif yang ditimbulkan. Seperti adanya eksploitasi alam dan sumber daya yang berlebihan yang berakibat pada semakin rusaknya ekosistem alam.
“Atas dasar ini, Muhammadiyah juga menulis solusinya dengan melakukan pembangunan jangka panjang yang menekankan kepada sisi kemanusiaan serta menghindari eksploitasi alam yang berlebihan,” papar Hening.
Pada Muktamar ke-44 di Jakarta tahun 2000, Muhammadiyah membuat Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM). Di dalamnya, ada enam poin yang berisi himbauan untuk melestarikan dan menjaga lingkungan. Pada 2003, Muhammadiyah juga membentuk Lembaga Studi dan Pemberdayaan Lingkungan Hidup (LSPLH), yang menjadi tempat bagi para aktivis Muhammadiyah untuk studi ekologi.
LSPLH kemudian berganti nama menjadi Lembaga Lingkungan Hidup pada Muktamar ke-45 di Malang tahun 2005 dan di Muktamar 1 Abad tahun 2010, berganti nama lagi menjadi Majelis Lingkungan Hidup
Lalu, di Muktamar ke-47 di Makassar tahun 2015, Muhammadiyah menyatakan perang aktif untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam isu lingkungan. Mulai dari masalah hidup bersih dan sehat, kekurangan dan kelebihan air, hingga perubahan iklim.
Tak hanya Muhammadiyah, ‘Aisyiyah pun juga fokus akan lingkungan hidup. Sejak tahun 1970an dengan membahas kesehatan perempuan dan menyertakan masalah lingkungan. Pada Muktamar ke-42, Tanwir ke-92, dan Muktamar ke-43, pembicaraan tentang lingkungan menjadi topik penting bagi 'Aisyiyah.
Pada Tanwir ke-97, gerakan lingkungan hidup diresmikan. Lalu, yang krusial, di tahun 2015, pada Muktamar 1 Abad di Makassar, diresmikan sebagai Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB). “Pembentukan lembaga ini didasarkan pada niat untuk melindungi kehidupan manusia dan alam dari bahaya lingkungan melalui kegiatan manajemen yang berkelanjutan,” tutur Hening.
Dari semua langkah yang dilakukan ini, bisa dibuktikan bahwa kepedulian Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah terhadap lingkungan bukanlah sesuatu yang baru. Sehingga, dengan berbagai gerakan yang sudah dicanangkan dan dilakukan selama ini, bukan berarti akan luntur begitu saja hanya karena menerima konsesi tambang.
“Jadi, (semua usaha peduli terhadap lingkungan-red) nggak boleh hancur gara – gara soal tambang. Meskipun kita menerimanya, tapi dengan 8 catatan,” tegas Hening. (*)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow