Milad IMM di Cabang Djazman Al-Kindi: IMM Selalu Lakukan Ideology Charging

Milad IMM di Cabang Djazman Al-Kindi: IMM Selalu Lakukan Ideology Charging

Smallest Font
Largest Font

YOGYAKARTA — Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) diharap membangun pola komunikasi yang lebih membumi agar masyarakat cepat memperoleh manfaat dari gagasan IMM. Gerakan di kalangan mahasiswa ini selalu melakukan ideology charging, yaitu melakukan komitmen kaderisasi dan derap langkah perjuangan.

Harapan itu disampaikan Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Dr. Muchlas, M.T., pada talkshow dalam rangka Milad ke-57 IMM yang diselenggarakan IMM Cabang Djazman Al-Kindi Kota Yogyakarta, Ahad 14 Maret 2021. Pada acara bertema “Impelementasi Nilai-Nilai Ikatan dalam Membumikan Gagasan dan Membangun Peradaban” ini menghadirkan Dr. Drs. Immawan H. Immawan Wahyudi, M.H., dan Wajirna S.S., M.A, PH, sebagai pembicara, dengan moderator Immawan M. Hasbi Assidiqi, S.Ag.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Acara ini dikemas secara hybrid, gabungan offline dengan online. Ketua umum per komisariat IMM Djazman al-Kindi, pimpinan kampus, ketua/wakil LPSI, pemateri dan panitia berada di tempat offline. Sedangkan kader-kader IMM mengikuti acara melalui streaming youtube. Pada acara itu ditayangkan video testimoni dari kader dan alumni IMM berupa ucapan selamat milad IMM serta film dokumenter Muhammadiyah.

“Deklarasi yang dilakukan IMM harus menjadi otonom yang kuat ideologi dan progresif dalam kaderisasi persyarikatan. Globalisasi, era digital, serta gelombang pandemi Covid-19 menjadi tantangan terbesar dan terberat bagi IMM saat ini,” tegas Doktor Muchlas.

IMM adalah organisasi pergerakan mahasiwa Muhammadiyah. Tri Kompetensi Dasar dan trilogi menjadi grand design IMM. Kader IMM harus memiliki kepekaan pada kehidupan. Ilmu amaliah dan amal ilmiah menjadi pondasi kuat. IMM harus menjadi pelopor bagi pergerakan lain, karena memilki tujuan yang menarik dan kuat. Karena itulah IMM harus mampu membangun peradaban dan membumikan gagasan yang sesuai dengan tema pada milad kali ini.

Immawan Wahyudi secara ringan menceritakan masuknya nama “Immawan” di depan nama asal “Wahyudi”. Berawal saat menjadi sekretaris cabang IMM Yogyakarta, dengan ketua umum Masyhudin. Dalam setiap surat keluar ditulis nama “Wahyudi”, tetapi ketika Masyhudin membantu menangani administrasi kata “Immawan” ditambahkan di depan sehingga menjadi “Immawan Wahyudi”. Dari situlah Wahyudi dikenal sebagai Immawan Wahyudi sampai sekarang.

Dalam paparan materinya, Immawan Wahyudi mengatakan, terdapat suatu diksi yang harus dipegang yaitu “berorganisasi itu harus multi-perspektif dari ideologisasi. Terpenting adalah sukses studi, sukses organisasi, dan sukses mencari istri/suami.”

“Masuk dalam organisasi harus dengan penuh kegembiraan karena motivasi organisasi yaitu untuk bekerja, berfikir, dan berinteraksi. Motivasi ini harus terbentuk dalam diri sejak dini,” tegasnya.

Ketika berada di Muhammdiyah, tambah Immawan, ambil kapasitas tanggung jawab moral masing-masing. “Jangan sampai ada yang tersisih di Muhammadiyah. Sangat perlu bekerja sesuai kapasitas,” katanya.

Seseorang harus mempunyai energi, stok motivasi, stok kesabaran, mujahadah, dan memegang kunci ikhlas. Jika tidak ikhlas, baru satu-dua langkah akan merasa enggan atau banyak tuntutan.

Immawan Wahyudi mengatakan, peran IMM dalam reformasi tahun 1998 yang begitu kuat, harus menjadi pemikiran baru. Menjadi pekerjaan rumah ketika saat ini cita-cita reformasi justru melemah.

Warga IMM, katanya, harus kembali lagi kepada ide-ide reformasi. Dalam konteks reformasi, indikator minimal demokrasi adalah akuntabilitas, rotasi kekuasaan, rekruitmen politik yang terbuka, pemilihan umum, dan masyarakat menikmati hak-hak dasar secara wajar.

Dalam sesi tanya jawab, kader IMM FSK Muhammad Haidar AL-Banna bertanya, “Bagaimana kondisi ingin membangun peradaban, tetapi budaya membaca belum maksimal?”

Menanggapi pertanyaan tersebut Immawan Wahyudi mengatakan, “Jika tidak membaca maka kita akan selalu ditipu dan ada ancaman besar. Buku penting, tetapi lebih penting lagi buku menjadi rekreasi. Jangan lemah dari dialektika dalam pemikiran.”

Ia mendorong kader IMM untuk menganggap membaca dan diskusi sebagai momen rekreasi. (hr)


Berita dikirim Khansa Ativa, Kepala Bidang Immawati PK IMM BK, PGSD, PG PAUD UAD

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow