Menjaga Pandangan Adalah Spirit Seorang Mujahid

Menjaga Pandangan Adalah Spirit Seorang Mujahid

Smallest Font
Largest Font

SLEMAN — Tingginya semangat mujahid seorang mukmin, hebatnya kualitas hafalan dan predikat lain yang tersemat pada diri seorang mukmin terancam sirna oleh karena satu hal, yaitu ketika seorang mukmin tersebut tidak mampu mengendalikan pandangan.

Hal itu disampaikan Kang Marwan Hamid, Komandan Kokam Daerah Sleman, pada kegiatan silaturahim Kokam se-Sleman pada hari Senin, 23 Desember 2019 di Gedung Dakwah Muhammadiyah Turi, Sleman.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Pada zaman itu, menurut Marwan Hamid, begitu banyak pandangan yang sangat menggoda iman. “Pandangan yang dimaksud, misalnya pada diri seorang wanita yang cantik, indah dan sangat menggoda,” kata Marwan Hamid.

Kehadiran pemandangan semacam itu, bagi Marwan Hamid, ada kalanya akan merusak konsentrasi dzikir kita pada Allah SWT. “Dan pada gilirannya akan menghancurkan keimanan kita, oleh karena pandangan yang tak terkendali tersebut diikuti dengan nafsu syahwat yang terus bertambah,” paparnya.

Oleh karena itu, menurutnya, wajib hukumnya bagi kita sebagai seorang mujahid yang senantiasa berada di garda depan perjuangan Islam untuk mengendalikan pandangan kita dari hal-hal yang akan merusak kualitas iman kita.

Sejarah telah mencatat, ada seorang jenderal perang dari pasukan Islam ketika terjadi perang besar menghadapi Kerajaan Romawi.

Dia tak hanya hebat ketika berada di tengah pertempuran. Namun dia juga seorang hafidz dan sangat taat ibadahnya.

Di tengah gegap-gempitanya peperangan, di suatu saat jenderal tersebut lalai dalam mengendalikan pandanganya. Sehingga di suatu tempat dia melihat seorang wanita Romawi berambut pirang, bermata kebiruan, berkulit putih dan sebagainya sehingga nampak begitu cantik jelita dan sangat menggoda.

Singkat kata, Sang Jenderal tidak mampu mengendalikan pandangan. Dan dia terus memandangi wanita itu hingga nafsu syahwatnya tidak terkendalihan.

Pada akhirnya, dia berniat untuk mendapatkan wanita itu bagaimanapun cara dan syaratnya akan ia tempuh. Sang wanita hanya mengajukan satu syarat saja, namun ini sungguh merupakan hal yang sangat mendasar. Yaitu, Sang Jenderal harus beralih keyakinan dari Islam ke agama wanita tersebut, yaitu Nasrani.

“Kisah itu seyogyanya menjadi ibrah untuk kita sehingga sekecil apa pun potensi godaan dari pandangan awal, dapat kita antisipasi,” ungkap Marwan Hamid.

Selain diisi dengan penyampaian materi ceramah, kegiatan itu juga diisi dengan sesi sharing informasi kekokaman, dan kepemuda-Muhammadiyahan. (*\)

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow