Mengelola Media Sosial Bukan Pekerjaan Sampingan

Mengelola Media Sosial Bukan Pekerjaan Sampingan

Smallest Font
Largest Font

YOGYA – Mau berhasil mengelola media? Ini satu tips sukses yang disampaikan Zulfi Ifani, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) DIY. “Harus full timer, penuh waktu. Bukan paruh waktu seperti terjadi di bidang-bidang lain,” tegasnya.

Hal itu dia sampaikan dalam diskusi daring Rembug Gayeng #3 Kader Muhammadiyah Jago Media Sosial, Selasa (14/9). Diskusi ini diikuti 64 peserta dari seluruh Indonesia menghadirkan narasumber Suryadin Laoddang dengan tema “Menyusun Team dan Jobdesk untuk Mendominasi Media Sosial. Suryadin adalah Founder Kampus Dosen Jualan.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Mendukung pernyataan Zulfi Ifani, Suryadin kemudian secara urut membahas materinya. Menurutnya, bermedia sosial bagi kader persyarikatan Muhammadiyah adalah ladang untuk fastabiqul khairat. “Sebab mengelola media sosial itu bukanlah pekerjaan sampingan,” katanya.

Ini adalah kesalahan berpikir bahwa media sosial dipasrahkan kepada kader yang selo atau punya waktu luang. Mengelola media sosial harus dipegang lebih dari satu orang dalam bentuk tim.

“Dengan begitu, akan ada yang mampu untuk membackup seluruh media sosialnya, dibantu penulis atau copywriting, desainer, editor video, dan lain-lain,” jelas Suryadin.

Perencanaan menjadi titik krusial dalam menyusun konten. Tidak punya rencana konten sama saja dengan merencanakan media sosial jadi sepi seperti kuburan.

Menurut Suryadin, tidak mungkin kita hanya ambil desainer, lalu minta dia yang membuat konten sekaligus desain. “Ini jobdesk yang berbeda. Desainer tugasnya hanya mengurusi desain grafis, sedangkan konten harus disediakan tim lain,” tegasnya.

Oleh karena itu, supaya mampu mengelola media sosial dengan baik, Suryadin memaparkan beberapa tim yang harus dibangun.

  • Tim Research & Development (R&D), bertugas menyusun konten tiap bulannya. Misal, minimal 30 konten sebelum tanggal 20. Tim ini sebaiknya diisi oleh orang yang paham mengenai Muhammadiyah.
  • Tim Produksi Konten, untuk membuat desain grafis, menulis artikel, menulis caption.
  • Tim Publisher/Publikasi, bertanggung jawab pada bagian memposting atau membalas komentar di media sosial dan sebagainya.

Terkait jenis konten yang bisa dimanfaatkan di media sosial, juga banyak pilihan.

  • Hiburan (meme, lelucon, nostalgia, giveaway, teka-teki, komik, dan sejenisnya)
  • Inspiratif (trivia, gambar inspiratif, doa, aksi sosial dan sesuatu yang emosional)
  • Edukasi (repost postingan akun lain, tips & trik, data penelitian, tutorial, jawaban FAQ, studi kasus dan live streaming)
  • Interaksi dengan followers (polling dan tanya jawab)
  • Promosi

Suryadin berpesan kepada kader Muhammadiyah agar konsisten dan istiqomah dalam mengelola media sosial. Dengan begitu postingannya lama-lama akan viral sendiri. “Suatu konten tidak akan viral secara tiba-tiba. Selain itu harus riset dulu, seperti apa perilaku warganet di internet,” ungkapnya.

Sebagai contoh, dalam SEO membuat judul bisa diambil dari google suggest, tak bisa dikreasikan sendiri. Dia juga mengingatkan untuk tak perlu malu meniru kompetitor, bila ada sesuatu yang positif dan bisa diterapkan di media sosial masing-masing.

“Maka diambil saja agar ke depan pengelolaan media sosial di Muhammadiyah bisa lebih baik lagi,” tandas Suryadin. (*)

Wartawan: Dzikril Firmansyah Atha Ridhai
Editor: Affan Safani Adham

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow