Majelis Tabligh Upayakan Peta Dakwah dan Pendataan Mubaligh Muhammadiyah
YOGYA – Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DI Yogyakarta mengadakan Focus Group Discussion (FGD) pada Jumat (16/6) dan diikuti sekitar 20 orang dari unsur Majelis Tabligh PDM se-DIY, Korps Mubaligh Muhammadiyah (KMM) DIY, Majelis Tabligh PWM dan PWA di Aula Gedung Dakwah Muhammadiyah DIY
Wakil Ketua PWM DIY Ridwan Furqoni, M.P.I. turut hadir menyampaikan beberapa pesan penting sebelum diskusi dimulai. Beliau menyebutkan jika Majelis Tabligh itu amanah mulia, tetapi juga tidak ringan untuk mensyiarkan Islam. Sebab, Majelis Tabligh menjadi wajah keislaman religiusitas Muhammadiyah.
“DIY tidak luas, sehingga dari ujung ke ujung cukup terjangkau, dan dapat ditempuh dalam hitungan jam. Total 82 Cabang se-DIY,” ucap Ridwan.
Dengan kondisi itu, Ridwan berpesan agar Majelis Tabligh membangun syiar keislaman seluas-luasnya. Termasuk menggerakkan kajian di lingkungan cabang dan ranting Muhammadiyah.
“Pastikan kajian cabang dan ranting bisa berjalan, dan di amal usaha Muhammadiyah (AUM) juga,” tegas Ridwan.
Sementara itu, Ketua Majelis Tabligh PWM DIY, Miftahulhaq, S.H.I., M.S.I. memaparkan FGD membahas peta dakwah Muhammadiyah dan pendataan para mubaligh mubalighat di lingkungan cabang ranting.
“Pembahasan di FGD berupa upaya penguatan peta dakwah Muhammadiyah dari aspek mubaligh Muhammadiyah dan mubalighat ‘Aisyiyah di DIY. Selain juga untuk menggali data awal mengenai kondisi mubaligh dan mubalighat persyarikatan,” jelas Miftahulhaq.
Berdasar informasi dari peserta, diketahui saat ini Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah memiliki sekitar 500 personel mubaligh dan mubalighat yang tersebar di berbagai cabang.
Berbagai dinamika yang dialami oleh Majelis Tabligh dan KMM dalam mengelola para mubaligh ini juga muncul, seperti persoalan pendataan yang belum optimal, perekaman aktivitas Mubaligh dan mubalighat, kompetensi, hingga persoalan kesejahteraan, terutama para mubaligh yang bertugas di wilayah pedesaan.
Majelis Tabligh PWM DIY, kata Miftahulhaq, akan menjadikan data awal di atas untuk pengembangan manajemen pengelolaan mubaligh dan kegiatan pengajian di tingkat cabang ranting.
Sehingga, diharapkan data mubaligh ini bisa terintegrasi dalam sistem informasi dan teknologi, agar memudahkan warga Muhammadiyah ketika membutuhkan mubaligh dan mubalighat.
Untuk proses pendataan, Majelis Tabligh PWM DIY juga dapat berkolaborasi dengan lintas Majelis/Lembaga, supaya ada kesatuan data yang dimiliki oleh Muhammadiyah DIY. Bahkan dari LPCRPM (Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid) secara khusus menyatakan kesanggupannya untuk berkolaborasi.
“Selain itu, diharapkan terjadi kolaborasi dakwah antar mubaligh dan mubalighat di berbagai tingkatan. Dan untuk hal ini, Majelis Tabligh sudah dibantu oleh data LPCRPM PWM DIY terkait keberadaan KMM di masing-masing cabang,” tandas Miftahulhaq. (*)
Wartawan: Dzikril Firmansyah
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow