LPCR PWM DIY Bagikan Buku Tuntunan Ibadah Bagi PRM dan PCM se-DIY
YOGYAKARTA — Saat ini, betapa adanya jarak antara paham keagamaan resmi dari Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT) dengan pengamalan yang ada di warga Persyarikatan Muhammadiyah.
Hal ironis ini terjadi sebab minimnya kesediaan dai dan ulama tarjih untuk turun langsung mensosialisasikan tuntunan. Akibatnya, kadang daerah, cabang, atau ranting justru memiliki pendapat mereka sendiri, yang tidak jarang bertentangan dengan tuntunan resmi dari pusat.
“Keprihatinan ini bukan berarti Muhammadiyah mengetatkan hal-hal khilafiyah, tapi untuk menghindari kebingungan di kalangan warga persyarikatan,” kata Muhammad Ikhwan Ahada, SAg, MA, dari LPCR PWM DIY, Kamis (16/4/2020).
Menurutnya, kesamaan persepsi akan menguatkan organisasi dan menghindari kebingungan. Karena itu, mulai Kamis sore (16/4/2020), Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY bekerjasama dengan Lembaga Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu) DIY dan Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) PWM DIY membagikan buku “Tuntunan Ibadah” bagi PCM dan PRM se-DIY.
Buku itu berupa handbook (hardcopy) maupun softcopy telah didistribusikan ke PCM dan PRM lewat PDM se-DIY. Adapun jumlah buku yang terbagi sebanyak 632 eksemplar untuk PRM, PCM (86 eksemplar) dan LPCR PDM se-DIY/PWM DIY 30 eksemplar, Lazismu DIY 150 eksemplar dan tokoh masyarakat sebanyak 102 eksemplar.
Menurut Ikhwan Ahada, LPCR sebagai lembaga yang memiliki tugas menyiapkan Cabang dan Ranting, membagikan dan memastikan bahwa buku tuntunan itu telah sampai dan bisa dijadikan pedoman di tingkat Jamaah
“Hanya kendalanya adalah jumlah buku yang kami bagikan itu belum bisa untuk sejumlah masjid dan mushalla di Daerah Istimewa Yogyakarta,” kata Ikhwan Ahada.
Berkaitan hal itu, Ikhwan Ahada berharap kepada PCM dan PRM se-DIY untuk bisa memperbanyak buku tuntunan ibadah itu melalui softcopy maupun hardcopy.
Bagi Ikhwan Ahada, Muhammadiyah perlu menerbitkan buku-buku tuntunan beribadah praktis yang mudah didapatkan dan dibaca warga Muhammadiyah dan masyarakat.
“Saat ini banyak buku-buku tuntunan beribadah praktis yang tidak sesuai dengan ajaran Muhammadiyah,” tandasnya. (Affan)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow