Khutbah Ketua PWM DIY, Ajak Pemimpin Negeri Tegakkan Kebenaran dan Ciptakan Kemajuan
YOGYA – Ketua PWM DI Yogyakarta Ikhwan Ahada menjadi Khatib salat ‘Idul Adha 1444 H di Halaman Masjid Pakualaman, Kota Yogyakarta. Salat ini digelar pada Rabu (28/6) sesuai Keputusan PP Muhammadiyah.
Poin pertama yang disampaikan Ikhwan adalah tentang ibadah-ibadah di bulan Dzulhijah untuk menjadikan diri kita pribadi yang lebih baik. “Ibadah yang kita tunaikan termasuk salat ‘Idul Adha, berqurban, dan berhaji semestinya dapat menyuburkan jiwa ketaqwaan sekaligus meredam atau bahkan mengendalikan nafsu hayawaniyah kita,” kata Ikhwan.
“Menjaga kebersihan jiwa itu merupakan pendakian ruhaniah yang tidak mudah. Kita selaku muslim kadang bertindak lalai diri. Qalbu dan iman yang semestinya dijaga agar tetap bersih, dalam praktiknya terkontaminasi oleh dosa dan fakhsya,” lanjut Ikhwan.
Selanjutnya, Ikhwan menekankan bahwa ibadah juga belum tentu tabiat buruk kita terhapuskan. “Setelah beribadah pun kadang tabiat buruk seperti mudah marah, dendam, dusta, congkak, egois, culas, tamak, dan perangai rendah lainnya menodai praktik hidup kita,” tukas Ikhwan.
Maka, Ikhwan mengajak untuk menjadikan ibadah sebagai perisai menghindarkan diri dari perilaku-perilaku buruk, khususnya ibadah di bulan Zulhijah. “Berhaji dan berqurban mengajarkan jiwa ikhlas untuk menyebarkan nilai kebajikan utama dalam hidup setiap Muslim. Ikhlas merupakan jiwa tunduk yang total kepada Allah SWT sehingga melahirkan pribadi yang nirpamrih dalam berbuat kebaikan,” ujar Ikhwan.
Selain keikhlasan, qurban juga mengajarkan nilai pengorbanan, amal saleh, dan ihsan berdasarkan teladan Nabi Ibrahim AS dan keluarga. “Ibadah qurban mengajarkan makna amal shaleh dan ihsan. Setiap insan beriman yang memiliki kelebihan rizki dan akses kehidupan dia niscaya untuk peduli dan berbagi bagi sesama yang membutuhkan tanpa diskriminasi,” tutur Ikhwan.
Di akhir khutbahnya, Ikhwan menyeru para pemimpin negeri untuk tegaknya kebenaran, kebaikan, kemajuan, dan segala keutamaan demi kesejahteraan rakyat. “Tanpa pengorbanan dengan jiwa, pikiran, perasaan, dan perbutan yang tulus dan utama dari para elite dan warga bangsa maka tidak mungkin tercipta kehidupan yang baik dan maju di tubuh bangsa ini dalam bingkai Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur,” kata Ikhwan.
Ikhwan juga menyatakan bahwa ibadah haji dan qurban juga mengajarkan sifat cinta, yakni kasih sayang atau welas asih yang jernih terhadap sesama sebagai perwujudan cinta kepada Allah. Nabi Ibrahim, Isa, Muhammad, dan para Rasul kekasih Allah mempraktikan hidup kasih sayang itu terhadap sesama tanpa diskriminasi.
Dilansir dari Instagram @pwmdiy, Muhammadiyah se Daerah Istimewa Yogyakarta pada ‘Idul Adha 1444 Hijriah ini menyelenggarakan salat ‘id di 353 titik, dengan Kabupaten Bantul dengan titik terbanyak, yaitu 189 titik. (*)
Berita ini dikirim Bapak Arif Jamali Muis, Sekretaris PWM DIY
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow