Kaji Leadership Pak AR, Ketua PWM DIY Raih Gelar Doktor
BANTUL – Empat bulan setelah terpilih sebagai Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY, H. Muhammad Ikhwan Ahada, S.Ag., M.A., meraih gelar Doktor Psikologi Islam. Ujian disertasi terbuka (Promosi Doktor) dilakukan di Ruang Amphitarium Gedung Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Selasa (13/6). Ikhwan Ahada menyampaikan disertasi berjudul “Oase Kepemimpinan K.H. A.R. Fachruddin sebagai Servant Leader (Analisis Psikologi Kepemimpinan)”.
Sidang dipimpin Rektor UMY Prof. Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P., IPM., dipromotori Prof. Dr. Siswanto Masruri dan Dr. Khoiruddin Bashori, M.Si. Turut hadir pula Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si., Ketua PP Muhammadiyah Dr. Agung Danarto, M.Ag. dan dr. Agus Taufiqurrahman, Sp.S., M.Kes., Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Gita Danu Pranata, S.E., M.M., jajaran pimpinan PWM DIY, istri dan putri Ikhwan Ahada, serta tamu undangan lain.
Ikhwan Ahada terpilih sebagai Ketua PWM DIY dalam Musywil tanggal 18-19 Februari 2023 di kampus Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta.
Di hadapan para penguji, Ikhwan memaparkan hasil penelitian selama 3 tahun, tentang kepemimpinan K.H. A.R. Fachruddin selama menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah 1968-1990. Kepemimpinan Pak AR menjadi solusi atas krisis pemimpin yang dialami bangsa saat ini.
“Kita saat ini mengalami krisis pemimpin yang mempunyai watak kepemimpinan seperti Pak AR. Mengambil istilah servant leader, Pak AR justru sudah melampaui itu dengan mendengarkan, memilih persuasif, dan sebagainya. Beliau telah melakukan, bahkan lebih, sehingga bisa disebut post servant leader,” jelas Ikhwan.
Servant leader yang diterapkan Pak AR mengangkat karakter yang meliputi nilai entengan, welas asih, toleran, semanak atau dekat, bersahabat, sederhana, dan bersahaja. Nilai-nilai ini yang justru tidak ditemui di kondisi masyarakat sekarang.
Berangkat dari nilai kepemimpinan Pak AR itulah, Ikhwan yakin jika pimpinan Muhammadiyah saat ini memiliki basis ideologi dan agama kuat serta ethics luar biasa. Dengan begitu, untuk bisa mencetak “AR Fachruddin” baru, Muhammadiyah harus bisa mengemas program dan gerakannya agar dapat dijadikan sebagai media melahirkan pemimpin seperti Pak AR.
Pak AR adalah sosok pemimpin terlama di Muhammadiyah, jadi pasti ada sesuatu yang menarik dan istimewa. Pribadinya juga memiliki keunikan dengan kesahajaan, kebersamaan, dan kesanakan dalam pembawaannya, sehingga Pak AR bisa diterima semua kalangan, baik warga Muhammadiyah atau bukan, muslim maupun non-muslim.
Ikhwan menilai, metode Pak AR itu bisa dilakukan karena memiliki komunikasi yang sangat nyaman dan enak, karena menerapkan komunikasi positif. Ke depannya Persyarikatan Muhammadiyah diharapkan bisa terus melahirkan model kepemimpinan yang servant leader, kharismatik, dan transformatif dan di samping juga bertumpu pada religius dan spiritual sebagai asas.
Atas disertasinya ini, Ikhwan berhak lulus dengan IPK 3,93 dan predikat sangat memuaskan. Serta menjadi Doktor ke-127 untuk studi Psikologi Pendidikan Islam dan ke-181 yang diluluskan UMY.
“Terima kasih saya ucapkan kepada ayah dan ibu di rumah, anak dan istri, dan tentu secara kelembagaan, saya berterimakasih kepada PWM DIY yang memberikan waktu dan ruang untuk menyelesaikan disertasi ini di menit-menit terakhir,” ucap Ikhwan.
Tak lupa, ia juga berterima kasih kepada RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, yang telah memahami kesibukannya di PWM DIY dan pengembangan kampus Mu’allimin, sekaligus diberi amanah sebagai Direktur SDI-AIK dan menyelesaikan tugas akhir tersebut. (*)
Wartawan: Dzikril Firmansyah
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow