KADIN dan SUMU Launching Buku Bangkitnya Kewirausahaan Sosial Kisah Muhammadiyah

KADIN dan SUMU Launching Buku Bangkitnya Kewirausahaan Sosial Kisah Muhammadiyah

Smallest Font
Largest Font

YOGYA – Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia bekerja sama dengan Serikat Usaha Muhammadiyah (SUMU) menggelar “Talkshow dan Launching Buku Bangkitnya Kewirausahaan sosial: Kisah Muhammadiyah” di Museum Muhammadiyah, Kompleks Kampus 4 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Senin (13/1).

Acara dihadiri oleh Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Arsjad Rasjid P.M Ketua Umum KADIN Indonesia dan penulis buku. Buku ini ditulis dan diluncurkan dalam rangka mengapresiasi Muhammadiyah sebagai social enterprise tertua dan tersukses di Indonesia. 
 
Haedar Nashir dalam sambutannya menyampaikan bahwa Muhammadiyah sebagai organisasi sosial keagamaan memiliki banyak Amal Usaha yang bergerak dalam bidang pendidikan, kesehatan, sosial, dan ekonomi yang siap untuk berperan aktif dalam mendukung sektor ekonomi melalui program-program yang berorientasi pada pemberdayaan umat dan masyarakat.
 
“Kami berharap kolaborasi antara Muhammadiyah dan KADIN bisa membawa manfaat yang lebih besar bagi umat, bangsa, dan negara. Muhammadiyah dan KADIN bersama-sama akan memperkuat peran serta ekonomi umat dalam mencapai kesejahteraan yang merata,” imbuhnya.
 
Senada dengan itu, Arsjad Rasjid juga mengatakan bahwa Muhammadiyah adalah pelopor kewirausahaan sosial sejak tahun 1912. Melalui ribuan sekolah, universitas, rumah sakit, dan lembaga sosial lainnya, Muhammadiyah terus berkontribusi dalam membangun masyarakat dan ekonomi berbasis prinsip syariah dan kewirausahaan sosial.

Advertisement
ads
Scroll To Continue with Content

Buku ini mengabadikan kontribusi tersebut, sekaligus menjadi inspirasi bagi dunia usaha untuk menjadikan kewirausahaan sosial sebagai bagian dari solusi transformasi sosial di Indonesia. Menurutnya, salah satu poin kunci keberhasilan Muhammadiyah dalam membangun kewirausahaan sosial adalah dengan menanamkan nilai gotong royong dalam model bisnis yang mandiri dan berkelanjutan.
 
“Prinsip gotong royong ini yang perlu ditiru, selain sebagai ciri khas Indonesia, gotong royong juga membawa dampak yang luar biasa saat diaplikasikan pada model bisnis. Kewirausahaan sosial menghadirkan antara pencipta laba sebagai syarat keberlanjutan bisnis, serta dampak sosial untuk pemerataan kesejahteraan. Implementasi model bisnis ini secara luas, diharapkan mampu menjadi katalis pertumbuhan ekonomi secara adil, merata, dan berkelanjutan,” paparnya.
 
Sepakat dengan paparan di atas, Ghufron Mustaqim, Sekretaris Jenderal SUMU menyampaikan bahwa Muhammadiyah lebih dari satu abad sudah berhasil mengembangkan dan membuktikan dirinya sebagai social enterprise yang perlu jadi referensi bagi para pengusaha. 
 
“Dari kesuksesan itu, kita sebagai pengusaha Muhammadiyah bisa mempelajari best practice social enterprise yang dikembangkan oleh Muhammadiyah. Bahwa butuh niat luhur, kerja keras, profesionalitas, dan semangat pelayanan. Itu yang menjadikan Muhammadiyah berhasil mengembangkan social enterprisenya dan bisa kita teladani sebagai pengusaha,” pungkasnya.

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow