ads
IPM SMP Muhammadiyah 2 Yogya Tetap Semangat walaupun Pandemi

IPM SMP Muhammadiyah 2 Yogya Tetap Semangat walaupun Pandemi

Smallest Font
Largest Font

YOGYA – Pandemi tidak menjadi penghalang bagi sebagian orang, tak terkecuali kader-kader Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PR IPM) SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Mereka tetap bersemangat mengikuti kegiatan IPM. Kurang lebih 50 siswa turut bergabung mengikuti Latihan Dasar Organisasi yang dilaksanakan secara daring, Kamis sore (30/9).

Menurut Jujuk Juwanti, Pembina IPM, kegiatan ini rutin diadakan tiap Kamis. Kali ini kegiatan diisi Ahimsa W. Swadeshi, Sekretaris Bidang Apresiasi Seni Budaya dan Olahraga Pimpinan Wilayah IPM Daerah Istimewa Yogyakarta (ASBO PW IPM DIY). Mengusung materi “IPM, Rumah Berkarya”, Ahimsa mengawali dengan mengajak peserta dari kelas 7-9 SMP itu bermain games.

Advertisement
ads
Scroll To Continue with Content

Ahimsa menyebut nama game itu adalah benar atau salah. “Kalau teman-teman merasa pernyataan itu benar, silakan tulis kata benar di kolom chat. Kalau salah, silakan tulis kata salah di kolom chat,” jelasnya. Peserta begitu antusias mengikuti permainan yang menjadi pengantar materi sore itu.

Ia mengupas alasan mengapa IPM bisa menjadi sebuah rumah berkarya. Pertama, terdapat beragam bidang di IPM dari yang mulai menggarap tentang keagamaan, literasi, perkaderan, sosial, hingga kebudayaan, dan sebagainya. Ini menjadi potensi bagi kader IPM untuk memanfaatkannya sebagai lahan berkarya.

Kedua, kader-kader IPM juga berkesempatan mendapatkan pengalaman luas karena perjalanan di IPM tidak hanya berhenti di sekolah (ranting), tapi juga dapat berlanjut di kecamatan (cabang), kota/kabupaten (daerah), provinsi (wilayah), termasuk hingga pusat. Di setiap level pimpinan itu, mereka akan bertemu dan belajar dari kader-kader berlatar belakang berbeda. Tentunya itu menjadi pengalaman berharga.

Ketiga, pimpinan IPM tidak hanya bersinggungan dengan sesama kader. IPM membuka pintu yang luas untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk luar Muhammadiyah. Ini dibuktikan Pimpinan Daerah IPM (PD IPM) Kota Yogyakarta yang tahun 2017 mengusung tagline #PelajarKolaboratif. Berbagai kerjasama dengan organisasi seperti Ikatan Pelajar Nahdhatul Ulama (IPNU), Pelajar Islam Indonesia (PII), Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), dan lain-lain diadakan oleh IPM.

Di atas ketiga alasan tersebut, Ahimsa menyampaikan bahwa alasan utama mengapa IPM dapat menjadi rumah berkarya adalah karena adanya “kita”. Kata itu mengacu pada seluruh kader IPM, wa bil khusus, untuk menekankan bahwa para peserta adalah alasan bagi IPM tetap berjaya sampai sekarang. IPM dapat hidup sampai saat ini karena para kadernya terus aktif mengadakan berbagai kegiatan menarik dan bermanfaat.

Selanjutnya, narasumber yang juga wartawan mediamu.com ini menyampaikan manfaat dan kebaikan ketika bergabung di IPM, antara lain pengembangan diri lewat ilmu-ilmu yang didapat di luar kelas. Juga ada “rezeki” yang tidak disangka-sangka. “Ini adalah bonus yang nggak perlu dicari. Tapi ditemukan,” jelas Ahimsa. Kalau fokus mencari-cari keuntungan di IPM, hanya akan lelah. Lebih baik fokus berkontribusi dan menemukan sendiri kebaikan apa yang nanti didapat.

Untuk menjadi kader IPM yang sejati, para peserta juga diingatkan mengenai gerakan 3T (tertib ibadah, tertib belajar, dan tertib organisasi). Masing-masing memiliki artian bahwa kader IPM berkomitmen menjaga ibadahnya, tetap melaksanakan kewajibannya sebagai pelajar dengan belajar bersungguh-sungguh, serta mengikuti kaidah organisasi dengan hormat terhadap hasil musyawarah dan seluruh proses berorganisasi.

Ahimsa menyuguhkan dua gambar ikan di layar. Di samping kiri gambar paus dan di samping kanan gambar teri. “Pada akhirnya, di IPM organisasi yang luar biasa ini, kita harus memilih mau jadi paus besar di dalam akuarium atau ikan teri yang ada di lautan lepas?” tuturnya. Menjadi ikan paus besar artinya seseorang sudah merasa cukup dan tidak mau lagi berkembang, sedangkan menjadi ikan teri maksudnya merasa masih kurang sehingga perlu terus belajar dan mengeksplorasi IPM lebih dalam lagi.

Kegiatan ditutup dengan tanya jawab. Beberapa siswa-siswi menggali informasi lebih mengenai IPM, termasuk bagaimana cara membuat inovasi kegiatan di tengah kondisi pandemi. Ahimsa menyampaikan ini memang menjadi tantangan sekaligus peluang yang harus dijawab dengan kreativitas para kader IPM. (*)

Berita diterima mediamu.com ASBO PW IPM DIY
Editor: Heru Prasetya

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow