Inilah Beberapa Sikap Orang Menghadapi Pandemi Covid: Ada yang Bodo Amat
KULONPROGO — Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDMP Kulon Progo, DIY, menyelenggarakan Hari Syiar Bermuhammadiyah dengan tema “Problematika Sosial dan Solusinya Masa Pandemi Covid-19”, Ahad (4/7). Acara dilakukan secara virtual dan disiarkan langsung melalui youtube.
Dalam sambutannya, Dr. H. M. Jumarin, M.Pd (Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kulon Progo), mengimbau agar seluruh warga Kulon Progo mematuhi protokol kesehatan, bahu membahu, dan tolong menolong. Seluruh warga Muhammadiyah tetap menyikapi keadaan ini dengan sikap sabar dan tawakal, melakukan PPKM Darurat, serta mengikuti Edaran PP Muhammadiyah.
Sedangkan Dr. H. Khoiruddin Bashori, M.Si (Wakil Ketua Lembaga Pengembangan Pesantren PP Muhammadiyah dan Dosen Psikologi Universitas Ahmad Dahlan) menjelaskan tafsir QS. Al Anbiya ayat 35 bahwa hakikat seseorang hidup adalah untuk kembali kepada Allah SWT. Ujian hidup ada dua yaitu nikmat dan keburukan. Segala problema hidup harus bisa dihadapi karena itu adalah realitas sosial yang tidak terelakkan.
“Tujuan yang diinginkan manusia hidup adalah bahagia. Nah, di masa pandemi ini banyak dari kita kurang mendapat kebahagiaan. Problematika manusia sesungguhnya adalah tidak bahagia. Dua kata pentingnya adalah sabar dan syukur. Jika senang bersyukur, jika sedih bersabar,” tuturnya.
Pak Irud, panggilan akrab Khoiruddin Bashori, mengutip Tafsir Al Qurtuby tentang surat Fathir ayat 32, yakni menggambarkan jenis-jenis sikap seseorang di masa pandemi. Pertama, jahil (bodo amat) seperti tidak pakai masker, mengeluh, tidak melakukan apa-apa. Kedua, muqtashid bil hal (berusaha) seperti berusaha, banyak membaca, sabar ketika mendapat kesusahan, tidak mengeluh, mencari solusi. Ketiga, dan al muta’allim (orang yang pintar) adalah menikmati kesulitan (al mutaladzidz bil bala’), meskipun sulit tetap bisa menghadapinya dengan tersenyum.
Solusi dari ketidakbahagiaan adalah menyikapi bahwa di dalam hidup pasti ada tantangan dan kesulitan. Setiap manusia perlu punya komitmen dan tangguh dalam menghadapi tantangan dengan mencari solusi, serta kontrol diri agar tetap tangguh. Kebahagiaan dapat dicapai dengan ikhlas dan sabar
“Untuk seluruh kader persyarikatan, saya berharap jadilah kader yang berkarakter kuat dan bijak. Caranya adalah tilawah (membaca fenomena), ta’lim (berbagi ilmu), kitabah (menulis), hikmah (mengambil pelajaran), dan tazkiyah (penyucian diri),” pesannya. (*)
Wartawan: Afifatur Rasyidah I.N.A
Editor: Sucipto
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow