Farid Gaban: Mudah bagi Muhammadiyah Atasi Masalah Lingkungan
YOGYAKARTA — Selain sebagai tempat beribadah, masjid sebaiknya juga menjadi pusat kegiatan sosial, misalnya menggerakkan roda perekonomian, pengembangan budaya, dan mengatasi persoalan lingkungan. Dengan demikian pemecahan masalah akan lebih efektif karena dimulai dari kelompok kecil yang langsung bersinggungan dengan persoalan sebenarnya.
Penegasan itu disampaikan Ustadz Farid Gaban, jurnalis senior, dalam Tausiyah Online #15 yang diselenggarakan Majelis Tabligh Pimpinan Muhammadiyah Wilayah (PWM) DIY, Selasa 27 April 2021. Farid Gaban menyampaikan materi “Dakwah Komunitas untuk Penyelamatan Lingkungan Hidup” dalam acara yang bisa diikuti melalui YouTube mediamu.ID ini.
“Peningkatan suhu bumi yang akhir-akhir dirasakan masyarakat di segala penjuru dunia disebabkan kerusakan lingkungan sebagai buah tangan manusia,” katanya.
Saat ini isu lingkungan menjadi pembahasan yang sangat menonjol masyarakat Eropa dan Amerika. Ironisnya, kerusakan lingkungan terbesar ya di dunia barat seperti Eropa dan Amerika.
Di Indonesia, kerusakan lingkungan tak kalah parah. Ia menyebut contoh terjadinya banjir di sebagian wilayah Kalimantan belum lama ini. Padahal dibandingkan wilayah lain, Kalimantan jarang sekali terjadi banjir. Banjir yang belum ini durasinya lama dan menggenangi wilayah hampir satu provinsi.
Banyaknya lahan kelapa sawit, dalam pandangannya, sebenarnya jangka panjang merusak lingkungan. Harus ada upaya mengubah cara hidup, misalnya pertanian lebih sehat atau dikenal dengan pertanian organik.
“Kita bisa lakukan cara-cara itu di level lokal, nggak usah level global. Gunakan masjid sebagai tempat aktivitas lingkungan, selain tentu saja untuk beribadah,” kata Farid Gaban.
Muhammadiyah memiliki jaringan mengakar ke bawah. Selain itu, lanjutnya, struktur organisasi sangat lengkap. Sehingga bagi Muhammadiyah akan lebih mudah menggerakkan diri untuk mengatasi persoalan lingkungan ini.
Potensi lokal ini menjadi modal awal keberhasilan mengatasi persoalan lingkungan. “Selama ini pemerintah agak berlebihan dalam kampanye mendatangkan investor. Padahal, bertumpu pada potensi lokal lebih bagus dan lebih efektif,” tandasnya.
Hal-hal konkrit bisa dilakukan di tingkat lokal untuk masalah lingkungan sekaligus ekonomi. Ia menyebut contoh mengolah singkong menjadi tepung mocaf (modified cassava flour) seperti dilakukan Muhammadiyah selama ini, jika selama ini beternak ayam, sebaiknya mulai diversifikasi dengan ternak jangkrik.
“Yang selama ini terjadi kan membawa barang dari desa ke kota, kemudian dari kota dibawa kembali ke desa dengan harga sudah berlipat. Memanfaatkan potensi lokal sangat menguntungkan, karena bisa memutus mata rantai,” ungkap Farid Gaban.
Beberapa hal yang sudah diujicobakan Farid Gaban di kampung halamannya adalah mengolah kulit pisang menjadi es krim, mengolah cabe menjadi tepung, mengolah ampas kopi (sisa minuman) menjadi pupuk. Jurnalis senior itu tinggal di Wonosobo, Jateng. Disana ia memiliki lahan seluas sekitar 1.000 meter persegi yang sering dipakai untuk melakukan uji coba terkait dengan persoalan lingkungan. (hr)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow