Evaluasi Kinerja Tengah Periode, PW IPM DIY Selenggarakan Konpiwil
GUNUNGKIDUL — Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (PW IPM DIY) periode 2021 – 2023 telah menginjak tengah periode amanah kepemimpinan dan berbagai dinamika telah terjadi mengiringi perjalanan PW IPM DIY hingga saat ini. Guna mengevaluasi kinerja selama tengah periode ini, PW IPM DIY menggelar Konferensi Pimpinan Wilayah (Konpiwil), bertempat di SMK Muhammadiyah Karangmojo Gunungkidul, Sabtu dan Ahad (17-18/9).
Perlu diketahui bahwa Konpiwil merupakan permusyawaratan tertinggi tingkat Wilayah setelah Musyawarah Wilayah (Musywil) yang diselenggarakan atas tanggung jawab Pimpinan Wilayah IPM DIY. Selain evaluasi, terdapat juga agenda Konpiwil lainnya, seperti laporan pertanggungjawaban tengah periode serta progress report dan tanggapan PD IPM se-DIY. Forum Konpiwil juga membahas persiapan acara Musywil berikutnya dan agenda mendesak IPM DIY.
Konpiwil kali ini mengangkat tema: “Handarbeni, Hangrukebi, Mulat Salira Hangrasa Wani“. Ketua Ketua Tim Materi Konpiwil, Sabrina Rahma menjelaskan makna dari tema dari Konpiwil ini. Mulai dari Handarbeni yang berarti ikut merasa memiliki. Menurutnya, seperti yang ditanamkan Mangkunegara I pada rakyatnya, kader IPM DIY harus merasa memiliki IPM.
“Rasa memiliki (sense of belonging) menjadi salah satu kebutuhan dasar manusia. Rasa memiliki ini mendatangkan dampak baik bagi individu untuk menjadi kreatif dan produktif. Kinerja yang baik dari semua kader IPM tentu akan menghasilkan keluaran yang baik juga bagi Ikatan Pelajar Muhammadiyah,” jelas Sabrina.
Kemudian, Hangrungkebi artinya ikut menjaga. Maksudnya, yang perlu dijaga adalah ruh IPM itu. Tidak melupakan tujuan Ikatan Pelajar Muhammadiyah untuk mewujudkan pelajar muslim yang berilmu, berakhlak mulia, dan terampil dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Mengingat setiap hasil musyawarah yang merupakan ide dan gagasan yang berguna bagi IPM dan kadernya, serta tetap bangga menjadi bagian dari Muhammadiyah yang merupakan gerakan dakwah islam.
Terakhir, Mulat sarira hangrasa wani yang artinya berani untuk introspeksi diri. Dalam perjalanannya mengemban amanah, kader IPM tentu tidak luput dari kesalahan. Racha menekankan, jika kader harus berani untuk melihat kesalahan, dan belajar dari kesalahan tersebut untuk mewujudkan organisasi yang lebih baik. Sehingga, dalam perjalanan dakwahnya, IPM menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.
Pada kesempatan yang sama, Racha mewakili PW IPM DIY bersyukur permusyawaratan berjalan dengan kekeluargaan, mengakomodir semua pendapat dan masukan dari peserta untuk kemajuan IPM DIY. “Baik antara PW IPM DIY dan PD IPM Se-DIY berperan aktif sejak riset persiapan materi konpiwil hingga merumuskan agenda aksi,” tuturnya. Tidak hanya sekadar forum permusywaratan, Konpiwil juga menjadi forum keakraban kader IPM se – DIY. Terlihat dengan adanya bonding time, konsumsi dengan konsep angkringan, dan penampilan band dari PR IPM SMK Muh Karangmojo selaku tuan rumah.
Di forum Konpiwil juga, Racha menyatakan PW IPM DIY siap hadir dalam Tanwir 2022 IPM yang diadakan pada bulan September ini di Sorong, Papua Barat. Ia memohon doa dan restu kepada seluruh kader IPM se-DIY agar perwakilan PW IPM DIY di Tanwir bisa memberikan dampak positif yang berorientasi tidak hanya lokal saja, tapi juga berorientasi kepentingan nasional. “Pada intinya, kami siap hadir dengan gagasan – gagasan positif untuk IPM secara nasional yang semakin progresif,” ujarnya.
Adapun, Konpiwil 2022 memutuskan dan menetapkan hasil sebagai berikut:
- Tata Tertib Pemilihan Formatur, Kriteria Calon Formatur, Kriteria Calon Ketua Umum, Kriteria PW IPM DIY.
- Pembahasan Strategi Optimalisasi Agenda Aksi dan Gerakan.
Membahas upaya bersama yang dapat dilakukan oleh PW IPM DIY dan PD IPM se-DIY dalam melaksanakan agenda aksi PW IPM DIY, yakni: Griya Komunitas, Revitalisasi Organisasi, Studentpreneur, Penguatan Ideologi, Pelajar Peduli Ekologi
- Pembahasan Analisis Potensi dan Peluang.
Dari hasil riset tim materi dengan metode Appreciative Inquiry, peserta memetakan potensi dan peluang pelajar DIY yang selanjutnya merumuskan 7 agenda aksi yang dapat menjadi referensi pada musywil XXIII, yakni sebagai berikut:
- Revitalisasi organisasi
- Studentpreneur
- Penguatan ideologi sebagai identitas gerakan
- Pelajar peduli ekologi
- Revitalisasi media
- Masifikasi riset dan diskusi
- Pelajar Adil Gender
(*)
Wartawan: Dzikril Firmansyah
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow