Buang Kesan Dakwah Kaku, Comedy for Everyone Digelar di Markas LabMU
YOGYA - Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi selama ini dikenal masyarakat dengan pendakwah dan penggeraknya yang serius dan kaku. Namun begitu, hal ini justru mendorong pelaksanaan pelatihan standup comedy yang bertajuk Comedy for Everyone. Agenda ini dilakukan pada Jumat-Sabtu (22-23/12) di GIT Hub 858 yang menjadi markas LabMu MPI PP Muhammadiyah.
Kegiatan ini dilakukan dengan dukungan penuh dari komika Sakdiyah Ma'ruf melalui inisiasi Our Voice Comedy. Penyelenggaraan kegiatan ini sendiri dilakukan oleh Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) dan IBTimes.ID.
Asad Fatchul'ilmi Direktur LabMu MPI PP Muhammadiyah mengatakan bahwa pihaknya amat terbuka untuk digunakan tempatnya atau bekerja sama pada kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk persyarikatan.
"Pelatihan-pelatihan, workshop, dan rapat dapat dilakukan di GIT Hub 858," ujarnya.
Perlu diketahui bahwa LabMu sendiri merupakan program kolaborasi antara Bidang Strategi Media Sosial dan Bidang Pusdatin. LabMu dibentuk untuk menjadi laboratorium software sebagai tulang punggung transformasi digital Muhammadiyah. sedangkan GIT Hub sendiri, merupakan rumah dari ekosistem digital Muhammadiyah. GIT Hub menjadi homebase LabMu dan ruang kerja bersama anak muda Muhammadiyah yang dilengkapi dengan Kopi 858. GIT Hub terbuka untuk menjadi ruang anak muda bertemu, berbagi, dan berkreasi di sekitar Yogyakarta.
Lebih jauh lagi, Sakdiyah yang dikenal sebagai komika di kelas nasional dan internasional menyampaikan bahwa dirinya fokus membawa komedi untuk perubahan. "Komedi merupakan perlawanan oleh orang-orang tertindas," ujar Sakdiyah mengutip Mark Twain.
"Ada adagium bahwa laughter is the best medicine," kata Sakdiyah. Melalui pelatihan-pelatihan stand-up, Sakdiyah juga menyadarkan para peserta bahwa melucu ternyata bisa diajarkan.
Lewat komedi, pula Sakdiyah berharap bisa menyebarkan kebahagiaan sekaligus mengkritik masalah-masalah sosial. Sebagai muslimah taat, dirinya banyak mengkritik isu-isu agama yang eksklusif dan konservatif. Selain itu, Sakdiyah juga menyinggung diskriminasi gender.
Sakdiyah yang hadir dari keluarga Muhammadiyah-Aisyiyah mengajarkan seni berkomedi melalui pelatihan-pelatihan semacam ini. Ia memberikan contoh teknis bagaimana keresahan sehari-hari dapat menjadi komedi yang menghibur sekaligus membawa perubahan-perubahan kecil di sekitar kita.
Berita ini diterima mediamu.com dari Nabhan
Wartawan: Fatan Asshidqi
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow