Bentrok di Masjidil Aqsa, Muhammadiyah Kecam Israel yang Halangi Warga Palestina Salat Tarawih
JAKARTA - Polisi Israel memblokade dan menghalangi ratusan warga Palestina yang hendak menunaikan salat Tarawih di Masjidil Aqsa hingga menimbulkan bentrok. Merespons hal ini Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof. Dadang Kahmad, mengutuk tindakan represif polisi tersebut.
Dalam konferensi pers di Jakarta pada Selasa (12/3), Dadang menyatakan kecaman atas perilaku kejam dan intoleran pemerintah Israel terhadap warga Palestina, menggambarkan mereka sebagai contoh manusia yang kehilangan sifat kemanusiaannya.
"Dalam tindakan represif ini, pemerintah Israel telah melanggar hak asasi manusia dengan melarang warga Palestina beribadah, yang merupakan contoh radikalisme tingkat tinggi," kata Prof Dadang di hadapan media pada Selasa (12/3).
Pendapat serupa juga disampaikan oleh Prof Abdul Mu’ti, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, yang mengecam keras tindakan polisi Israel di Masjid Al-Aqsa sebagai tindakan yang keterlaluan dan tidak bisa dibenarkan.
Prof Mu’ti menekankan perlunya tindakan serius dari komunitas internasional untuk menghentikan kekerasan yang dilakukan oleh militer Israel terhadap warga Palestina.
"Upaya internasional yang lebih serius diperlukan untuk mengakhiri segala bentuk kekerasan oleh militer Israel terhadap bangsa Palestina," tambahnya.
Seperti yang dilaporkan Anadolu Agency dan The Times of Israel, polisi Israel melakukan blokade di Masjid Al-Aqsa saat ratusan warga Palestina hendak melakukan shalat Tarawih pertama di bulan Ramadan 1445H. Mereka bahkan memukuli beberapa warga dan menghalangi mereka memasuki masjid pada Selasa (12/3).
Saksi mata melaporkan bahwa polisi Israel hanya memperbolehkan perempuan dan laki-laki di atas 40 tahun untuk memasuki Masjid Al-Aqsa, sementara banyak warga Palestina yang datang untuk menunaikan ibadah shalat Tarawih di tempat itu.
Beredar pula video dan gambar yang menunjukkan sekelompok pemuda Muslim yang dicegah masuk ke kompleks Al-Aqsa melakukan salat di gang-gang menuju area tersebut dan di luar tembok Kota Tua. Harian Haaretz juga melaporkan bahwa beberapa pemuda Palestina berhasil masuk ke kompleks tersebut bersama orang tua mereka atau ketika polisi memperlonggar prosedur masuk karena tekanan dari penghalang di pintu masuk.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow