Arif Jamali: Harga Nyawa Manusia Tidak Bisa Ditukar dengan Sepak Bola

Arif Jamali: Harga Nyawa Manusia Tidak Bisa Ditukar dengan Sepak Bola

Smallest Font
Largest Font

YOGYAKARTA –Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY, Arif Jamali Muis menyampaikan duka yang mendalam atas insiden kerusuhan pasca pertandingan Liga 1 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya, pada Sabtu (1/10), di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang.

Ketika dihubungi melalui WhatsApp, Ahad (2/10), ia sangat menyesalkan terjadinya tragedi kemanusiaan yang merenggut ratusan korban jiwa ini. “Pertama, saya menyampaikan duka yang sangat mendalam atas tragedi kemanusiaan di Malang saat pertandingan antara Arema melawan Persebaya. Sungguh, ini menjadi keprihatinan dan kesedihan kita bersama,” ucap Arif.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

“Kita berdoa agar para korban yang meninggal dunia diterima di sisi Allah Swt, yang sedang dirawat di rumah sakit segera mendapatkan kesembuhan dan kesehatan seperti sedia kala,” tambahnya.

Dengan jumlah korban jiwa yang mencapai 187 orang, berdasarkan data yang diperoleh dari berbagai sumber, menjadikan Tragedi Kanjuruhan Malang ini sebagai salah satu peristiwa paling mematikan sepanjang sejarah di dalam pertandingan sepak bola skala global. Tentunya, hal ini tidak bisa dianggap biasa saja oleh semua pihak, terutama yang berkaitan dengan sepak bola.

“Ini (Tragedi Kanjuruhan Malang) adalah tragedi kemanusiaan yang besar dan harus ada pertanggungjawaban. Pihak – pihak yang terkait, seperti PSSI, panitia pelaksana, aparat keamanan (polisi dan TNI), harus bertanggung jawab. Ratusan nyawa anak bangsa melayang hanya karena menonton pertandingan sepak bola yang seharusnya menjadi hiburan bagi rakyat Indonesia,” jelas Arif.

Arif juga menyatakan bahwa harus dibentuk tim independen untuk melihat dan mengusut tuntas insiden berdarah ini, mengingat peristiwa seperti ini sering terjadi sebelumnya dan seringkali pula belum ada tindak lanjutnya. “Maka, dibutuhkan tim independen untuk menginvestigasi tragedi kemanusiaan sepak bola Indonesia ini,” ujarnya.

Di samping itu, dengan berbagai insiden kerusuhan dalam persepakbolaan Indonesia hingga puncaknya pada Tragedi Kanjuruhan Malang kemarin, Arif juga menuntut adanya perubahan yang mendasar, baik dari segi suporter, pelaksanaannya, maupun pengamanan selama pertandingan berlangsung. Jika hal ini tidak dilakukan, maka persepakbolaan Indonesia tidak akan banyak berubah.

“Ingat, harga nyawa anak manusia tidak sebanding dengan sepak bola,” tegasnya. Peristiwa atau tragedi mengerikan ini harus berhenti dan tidak terulang lagi di masa – masa yang akan datang. (*)


Wartawan: Dzikril Firmansyah

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow