Siap Hidupkan 100 persen cabang, Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiatul ‘Aisyiyah DIY Tadabbur Alam
KLATEN – Hari libur jadi momentum untuk merekatkan kebersamaan dan rekreasi dari kesibukan selama sepekan. Para kader Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiatul ‘Aisyiyah DI Yogyakarta memanfaatkan hari Ahad (10/11) yang merupakan Hari Pahlawan ini dengan berekreasi dan tadabur alam di River Moon, Klaten, Jawa Tengah.
Kegiatan ini digelar dalam rangka kick-off Program Menghidupkan 100% Cabang Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiatul ‘Aisyiyah se-DIY. Turut hadir pada kegiatan ini, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY, Dr. Iwan Setiawan, M.S.I., Ketua Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah DIY, Dr. Widiastuti, M.M, serta kader Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiatul ‘Aisyiyah se-DIY.
Selain kick-off aktivasi cabang 100%, kegiatan ini juga diisi oleh outbound yang diisi dengan permainan seru bersama pemandu dari River Moon. Setelahnya, para peserta melakukan river tubing atau menyusuri derasnya arus Kali Pusur. Puas berekreasi ria dengan berbagai kegiatan yang seru tersebut, para peserta mengakhirinya dengan makan siang bersama.
Kegiatan rekreasi ini menjadi keharusan bagi umat Islam. Ketua PWPM DIY, M. Arif Darmawan menyebutkan dua perintah Allah, yang pertama adalah jalan-jalan untuk menikmati hamparan bumi yang telah Allah sediakan untuk umat. Kedua, makan - makan untuk mensyukuri nikmat dari Allah.
“Pagi ini, semoga kita dianggap oleh Allah menjalankan salah satu perintahnya, yaitu jalan-jalan dan setelah jalan-jalan pasti nanti kita akan makan-makan, itu juga perintah Allah. Jadi, jangan disepelekan kegiatan kita ini walaupun suasana seperti ini jangan sampai kemudian kita melupakan apa yang menjadi kewajiban kita untuk melaksanakan program tahunan,” katanya.
Salah satu program itu adalah menghidupkan 100% cabang dan 60% ranting Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiatul ‘Aisyiyah di DIY. Program ini merupakan amanah dari Musyawarah Wilayah ke-13 Muhammadiyah pada Februari 2023 lalu.
Tentunya tidak mudah untuk merealisasikannya. Karena itu, baik Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiatul ‘Aisyiyah DIY sudah mempunyai data pemetaan untuk mengetahui mana cabang dan ranting yang aktif, kurang aktif, dan tidak aktif.
Tentunya keaktifan dari suatu cabang atau ranting bergantung dari keaktifan kadernya. Contohnya, di Gunungkidul hampir para lulusan SMA dan SMK langsung merantau, sehingga menyulitkan Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiatul ‘Aisyiyah di cabang atau ranting untuk memperoleh kader.
“Kita masih punya PR dan ini amanat yang luar biasa untuk mengaktifkan 100% cabang dan 60% ranting. Kalau kita melihat Yogyakarta ini ‘kan memang kota kelahiran Muhammadiyah. maka ini menjadi sangat penting sekali terkait dengan kerjasama dari tim MPKSDI dan juga dari teman-teman Pemuda Muhammadiyah di daerah tentu dari cabang juga untuk terus mendukung membiarkan kegiatan-kegiatan yang nanti bertujuan untuk mengaktifkan kembali kepemimpinan,” ujar Arda -sapaan akrabnya.
Sementara itu, Ketua Umum PWNA DIY, Syahdara Anisa Makruf mengakui kalau masa bakti Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiatul ‘Aisyiyah selama empat tahun membuat kedua ortom ini harus bersinergi dalam mendesain goals yang harus dilaksanakan selama kepemimpinan.
“Tentunya ini menjadi ghirah kita bersama dalam berdakwah di PM dan NA. Jadi, aktivasi 100% cabang ini merupakan amanah dari Musywil dan tujuan utamanya adalah untuk memperkuat dakwah akar rumput,” tuturnya.
Baik Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiatul ‘Aisyiyah sudah memiliki peta kondisi cabang dan ranting di DIY, tentunya ini sangat membutuhkan peran penting dari para kader di daerah dengan harapan program ini bisa terealisasi pada akhir 2026.
'Insya Allah, nanti di tahun 2027 kita bisa melaksanakan Musywil bersama dengan harapan 100% cabang ini bisa teraktualisasi,” harap Syahdara.
Aktivasi 100% cabang ini tentunya tidak hanya melibatkan peran Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiatul ‘Aisyiyah saja. PWM dan PWA diharapkan memiliki strategi penting dalam menghidupkan cabang ranting, sehingga suksesnya program aktivasi ini juga menjadi suksesnya MPKSDI dalam program kaderisasi.
“(Aktivasi cabang dan ranting) butuh perjuangan pengorbanan dan keikhlasan. Yogyakarta ini adalah tempat kelahiran Muhammadiyah, jadi kalau gerak cabang dan rantingnya tidak optimal, maka sebutan tersebut patut dipertanyakan. Inilah momentum kekompakan Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiatul ‘Aisyiyah untuk menghidupi Muhammadiyah,” ujar Andy Putra Wijaya, M.S.I. (*)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow