YOGYA – Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Universitas Ahmad Dahlan (PC IMM Djazman Al Kindi) menyelenggarakan Seminar Dakwah Lingkungan, Ahad (1/8). Seminar mengangkat tema “Krisis Lingkungan dan Keniscayaan Dakwah Muballigh”.
Sebagai nara sumber utama Ananto Isworo, S.Ag., Sekretaris Eksekutif Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Founder Gerakan Sedekah Sampah Berbasis Eco-Masjid. Acara ini adalah tindak lanjut dari Pelatihan Muballigh Mahasiswa yang diselanggarakan PC IMM Djazman Al-Kindi pada 6-8 Juni 2021.
Diawali dengan penjelasan climate change (perubahaniklim) yang terjadi di Indonesia. Fenomena-fenomena seperti kekeringan, banjir, mulai mencairnya gunung es, kemarau yang sangat panas, dan hujan yang sangat dingin. Hal tersebut akibat dari perubahan suhu di Indonesia. Inilah tugas para muballigh untuk memahami, serta peduli sebagai bentuk tanggung jawab terhadap lingkungan.
“Tegak shalat lima waktu kita, tegak ibadah-ibadah kita, maka harus tegak pula tauhid kita. Pak Din Syamsudin tahun 2011 pernah mengatakan, salah satu cirri kesyirikan modern adalah orang-orang yang merusak lingkungan,” tegas Ananto.
Manusia perlu memahami prinsip utama dalam ekologi. Munculnya interaksi (antar alam-manusia-hewan-tumbuhan), saling ketergantungan (manusia dan makhluk hidup lainnya sangat tergantung pada alam, begitu pun sebaliknya), keanekaragaman dan keharmonisan merupakan prinsip utama sehingga lahirlah kemampuan hidup berkelanjutan.
Air memiliki peran penting bagi kehidupan makhluk hidup. Salah satu program yang berkelanjutan untuk mengelola air ialah membuat sumur. Mengalirkan air secara baik dan bersih ke tempat-tempat orang yang membutuhkan atau menggali sumur di tempat yang sering dilalui atau didiami orang banyak.
Setelah orang yang mengalirkan air itu wafat dan air tetap mengalir serta terpelihara dari pencemaran dan dimanfaatkan orang yang hidup maka pahala terus mengalir. Semakin banyak orang memanfaatkan semakin banyak ia menerima pahala di akhirat.
Ananto juga menyampaikan sebuah pandangan Islamic Environmentalism. Yaitu, pandangan sekaligus gerakan ummat Islam yang terorganisir, kuat, dan berkelanjutan untuk menegakan keadilan ekologis serta melindungi keberlanjutan planet bumi dari berbagai ancaman kerusakan yang disebabkan oleh aktivitas manusia, dengan berpijak pada pesan–pesan Islam sebagaimana terekam dalam Al Qur’an maupun hadits serta karya-karya para ulama (filosof, sufi, dan metafisikawan muslim).
IMM diimbau lebih banyak membaca, memperluas ilmu pengetahuan, dan bergabung di gerakan KHM (Kader Hijau Muhammadiyah). KHM adalah gerakan terorganisir dengan strategi dakwah dan bergerak dalam bidang ekologis. Sosialisasi dapat dilakukan dengan komunikasi, internalisasi, dan implementasi (aksi nyata).
Ladasan utama dalam jihad ekologi ialah ikhlas Lillahi Ta’ala. Ia memberikan contoh-contoh aksi konkret dakwah Muhammadiyah dengan jihad ekologi, seperti eco masjid, green Ramadhan, green muktamar, masjid pro iklim, dan kampung pro iklim.
Dakwah Muhammadiyah bersifat mencerahkan, menggerakkan, dan menggembirakan. Dakwah ekologi ini dapat dimulai dari mengenal cara pandang terhadap lingkungan, baik dari aspek ekonomi, budaya, keadaan agama, dan lain sebagainya terkait lingkungan tersebut, kemudian mengubah cara pandang masyarakat agar peduli terhadap lingkungan.
Sikap baik muballigh terhadap objek dakwah akan mengubah cara pandang masyarakat. Cara mengajak masyarakat untuk bersama mengelola lingkungan pun harus didasari rasa sabar dan perlahan-lahan. Ketika telah terjadi perubahan cara pandang dan sikap peduli masyarakat terhadap lingkungan, maka akan lahir sebuah kebiasaan yang baik sehingga menjadi kekuatan bersama.
“Jadi, sebelum kamu mengubah lingkungan, ubah dulu cara pandang terhadap lingkungan,” tandasnya. (*)
Wartawan: AfifaturRasyidah I.N.A.
Editor: Heru Prasetya
Comment