Rayakan Milad ke-22 Tahun, Lazismu Siap Berkontribusi Pada Pembangunan Berkelanjutan
JAKARTA – 22 tahun yang lalu, Lembaga Amil Zakat Infak dan Sedekah Muhammadiyah (Lazismu) berdiri pada 4 Juli. Meskipun secara resmi baru berdiri pada saat itu, namun esensi gerakan filantropi oleh Muhammadiyah sudah dimulai jauh sebelumnya.
Direktur Utama Lazismu Pusat, Ibnu Tsani, menjelaskan bahwa Muhammadiyah telah melakukan kegiatan filantropi jauh sebelum Indonesia merdeka. Meskipun tidak langsung menggunakan nama Lazismu, pengorganisasian zakat dilakukan melalui Bagian Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO) sejak tahun 1920 di bawah pimpinan KH. Sudja’. Sejak saat itu, pengelolaan ZISKA di Muhammadiyah terus berkembang.
Pada tahun 1950, penghimpunan zakat dilakukan oleh Majelis Perbendaharaan yang bekerja sama dengan PKO. Kajian zakat yang progresif terus dilakukan hingga akhirnya pada tahun 2002, Lazismu resmi menjadi lembaga amil zakat nasional dengan mandat untuk menghimpun dan mendayagunakan zakat, sesuai undang-undang.
Dalam webinar "Ekspos Zakat dan Wakaf: Akselerasi Pencapaian Pembangunan Berkelanjutan Melalui ZISWAF" pada Kamis (4/7), Ibnu Tsani menyatakan bahwa Lazismu kini juga mengadopsi program-program yang sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) atau tujuan pembangunan berkelanjutan. Tata kelola zakat dilakukan dengan pendekatan yang lebih modern dan estetis, serta peningkatan jumlah amil eksekutif di seluruh Indonesia.
Lazismu memiliki Rencana Strategis (Renstra) untuk periode 2021-2025 yang menjadi panduan dalam penghimpunan dan pendayagunaan zakat. Renstra ini meliputi enam pilar program: pendidikan, sosial dakwah, ekonomi, kesehatan, kemanusiaan, dan lingkungan, yang muncul sebagai respons terhadap amanat Muktamar Muhammadiyah di Makassar tahun 2015 mengenai krisis iklim.
“Program-program ini adalah respons terhadap kebutuhan zaman dan amanat muktamar, menunjukkan komitmen kami untuk berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan,” tutup Ibnu Tsani.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow