Rachmawati Husein: Dakwah Kemanusiaan ‘Aisyiyah adalah Upaya Mengentaskan Keyatiman
YOGYA – Selama 107 tahun ‘Aisyiyah berdiri sudah puluhan bahkan ratusan amal usaha yang dilakukan dalam meneguhkan dakwah kemanusiaan. Persoalan kemanusiaan yang terjadi hari ini dan ke depan, masih menjadi tugas serius yang harus dijawab dalam perjalanannya.
Begitu disampaikan Rahmawati Husein, MCP., Ph.D. Ketua Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah. Rachmawati menjadi salah satu narasumber dalam talkshow Tasyakur Milad ‘Aisyiyah ke-107 Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) DIY di Amphiteater Universitas Ahmad Dahlan (23/5).
Dalam paparannya, Rachmawati menjelaskan bahwa dakwah kemanusiaan yang diupayakan ‘Aisyiyah bersumber dari nilai kemanusiaan muhammadiyah. Nilai kemanusiaan ini diangkat dari teologi Al-Maun. K.H. Ahmad Dahlan orang yang pertama mempelopori gerakan ini dengan mengajar surat Al-Maun hingga 3 bulan, dari teori hingga ke gerakan nyata, mengangkat orang orang dari kemiskinan.
Dalam teologi Al-Maun, lanjut Rachmawati, kata “Yatim” itu tidak hanya diartikan sebagai ketidakpunyaan ibu atau bapak, tapi jiga ketidakpunyaan kepemilikan akan sesuatu, bahkan tidak memiliki perlindungan.
Keyatiman tersebut yang seharusnya bisa dientas dan coba Ahmad Dahlan perangi dalam dakwahnya. Inilah yang melatarbelakangi dakwah kemanusiaan ‘Aisyiyah, bahwa pada hakikatnya, manusia harus peduli pada keyatiman orang lain dalam masyarakatnya. Karena sejatinya hidup bermasyarakat adalah itu saling peduli dan memberdayakan.
Untuk bisa mencapai masyarakat yang saling peduli perlu dibenahi keimanan dalam diri setiap individu. Keimanan, dalam teologi Al-Maun, adalah pangkal. Keimanan kemudian dilanjutkan dengan ibadah yang benar. Barulah setelahnya timbul kepedulian terhadap sosial untuk menjadi masyarakat yang baik.
“secara normatif begitu, walaupun tidak semuanya. Nyatanya Indonesia masuk 3 besar negara dengan korupsi terbesar, meski sembilan puluh persen penduduk indonesia muslim,” kata Rachmawati.
Selain dalam al maun, kata Rachmawati, nilai kemanusiaan dan pembebasan akan kemiskinan dan keyatiman juga ada dalam Al-Bbalad. Kedua surat ini menjadi intisari gerakan dakwah kemanusiaan ‘Aisyiyah, yang menjadi semangat untuk mewujudkan masyarakat berkemajuan.
“Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah menganggap bahwa nilai-nilai itu adalah penggerak. Bukan nilai karena ingin dipuji, ingin posisi, atau ingin selfie,” ujarnya.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow