Pengajian Sabtu Pagi Musywil: Pimpinan Harus Jadi Problem Solver
SLEMAN – Ketua PWM DIY, H. Gita Danupranata, menegaskan bahwa istilah “berkemajuan” yang dipakai Muhammadiyah selama ini merupakan kutipan asli dari yang pernah disampaikan Kiai Dahlan.
“Dadiyo wong Islam sing kemajuan. Aja kesel-kesel dadi wong apik. Aja kesel-kesel anggonmu ngurus Muhammadiyah,” kata Gita Danupranata dalam Pengajian Sabtu Pagi Musywil Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah DIY di kampus Unisa Yogyakarta, Sabtu (18/2).
Dengan istilah “berkemajuan” maka Muhammadiyah tidak akan pernah berhenti bertajdid pada program muamalah.
“Untuk ibadah mahdhoh kita selalu merujuk kepada Rasulullah, sedangkan dalam muamalah selalu mengadakan pembaharuan,” tegasnya.
Ia mencontohkan, dalam hal pendidikan Kiai Dahlan menekankan pendidikan holistik. Menyatukan ilmu umum dan ilmu agama.
“Kebetulan sekarang kita di Unisa, satu lembaga pendidikan persyarikatan,” katanya.
Rumah sakit PKU Muhammadiyah yang berawal dari ide Kiai Sudja’, kini telah melesat jauh. Pada umur 100 tahun ini, kata Gita, PKU mengalami reform.
“Akan ada layanan Cancer Center dan Pusat Jantung Terpadu yang saat ini di Yogya baru ada di Sardjito,” ungkapnya.
Pada bagian lain ia mengatakan, pimpinan Muhammadiyah harus hadir sebagai problem solver bukan malah trouble maker.
“Kalau terjadi hal kedaruratan, pimpinan harus pandai memecahkan masalah,” tandasnya. (*)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow